Persamaan koperasi pada tingkat kelurahan dan kota:
1. Sama-sama mengandung cita-cita untuk mengembangkan perekonomian yang berasas kekeluargaan.
2. Bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat.
3. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
4. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
5. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
Perbedaan koperasi pada tingkat kelurahan dan kota:
Tidak ada perbedaan antara koperasi tingkat kota dan kelurahan, prinsip dan cara kerjanya pun sama.
Kamis, 20 November 2014
Senin, 17 November 2014
KOPERASI TINGKAT KELURAHAN
1. Profile
“KSP MAJU WIJAYA”
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Maju Wijaya, disingkat Koperasi Maju, didirikan di Jakarta pada tanggal 21 September 2012 dengan bergerak dalam bidang simpan pinjam dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Sesuai dengan terbitnya Undang-Undang Perkoperasian Nomor 17 tanggal 29 Oktober 2012, maka Koperasi Maju menjadi salah satu koperasi pertama di Indonesia yang menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan Undang-Undang Perkoperasian tersebut.
* Misi:
Kepada para pelaku ekonomi UMKM:
Kami adalah mitra bagi para pelaku ekonomi UMKM yang berkehendak baik untuk terus meningkatkan kapasitasnya dengan perhimpunan koperasi sebagai wahananya berlandaskan pada azas saling keterkaitan dan tumbuh bersama.
Kepada para pelaku perubahan (change makers):
Kami adalah mitra bagi para pelaku perubahan (change makers) yang berkehendak baik untuk berkontribusi pada peningkatan mutu keadilan sosial dengan membantu para pelaku ekonomi UMKM dalam upaya mereka untuk terus menerus meningkatkan kapasitasnya dengan perhimpunan koperasi sebagai wahananya berlandaskan pada azas saling keterkaitan dan tumbuh bersama.
* Visi:
Sebagai koperasi dengan nilai universal kami berjuang menjadi koperasi yang layak menjadi sumber inspirasi di Indonesia didukung oleh prinsip transparansi dan akuntabilitas
2. Permodalan Koperasi
Modal koperasi ini dari Setoran Pokok atau sejumlah uang yang wajib dibayar oleh seseorang pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan keanggotaan Koperasi Maju. Setoran Pokok merupakan sarana hak suara Anggota di Rapat Anggota Koperasi Maju.
3. Pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha)
pembagian SHU dari surplus hasil usaha atau defisit hasil usaha yang diperoleh dari hasil usaha atau pendapatan Koperasi Maju dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha. Pembagian SHU ditetapkan oleh Rapat Anggota, dan besaran SHU yang akan diterima oleh Anggota ditentukan oleh jumlah lembar SMK yang dimiliki oleh Anggota.
Sertifikat Modal Koperasi (SMK) adalah bukti penyertaan Anggota dalam modal Koperasi Maju. SMK merupakan sarana untuk perhitungan Selisih Hasil Usaha yang akan diterima oleh Anggota.
4. Pola Manajemen Koperasi
Terdapat dewan pengawas dan dewan pengurus koperasi, dewan pengurus koperasi terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota.
“KSP MAJU WIJAYA”
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Maju Wijaya, disingkat Koperasi Maju, didirikan di Jakarta pada tanggal 21 September 2012 dengan bergerak dalam bidang simpan pinjam dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Sesuai dengan terbitnya Undang-Undang Perkoperasian Nomor 17 tanggal 29 Oktober 2012, maka Koperasi Maju menjadi salah satu koperasi pertama di Indonesia yang menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan Undang-Undang Perkoperasian tersebut.
* Misi:
Kepada para pelaku ekonomi UMKM:
Kami adalah mitra bagi para pelaku ekonomi UMKM yang berkehendak baik untuk terus meningkatkan kapasitasnya dengan perhimpunan koperasi sebagai wahananya berlandaskan pada azas saling keterkaitan dan tumbuh bersama.
Kepada para pelaku perubahan (change makers):
Kami adalah mitra bagi para pelaku perubahan (change makers) yang berkehendak baik untuk berkontribusi pada peningkatan mutu keadilan sosial dengan membantu para pelaku ekonomi UMKM dalam upaya mereka untuk terus menerus meningkatkan kapasitasnya dengan perhimpunan koperasi sebagai wahananya berlandaskan pada azas saling keterkaitan dan tumbuh bersama.
* Visi:
Sebagai koperasi dengan nilai universal kami berjuang menjadi koperasi yang layak menjadi sumber inspirasi di Indonesia didukung oleh prinsip transparansi dan akuntabilitas
2. Permodalan Koperasi
Modal koperasi ini dari Setoran Pokok atau sejumlah uang yang wajib dibayar oleh seseorang pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan keanggotaan Koperasi Maju. Setoran Pokok merupakan sarana hak suara Anggota di Rapat Anggota Koperasi Maju.
3. Pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha)
pembagian SHU dari surplus hasil usaha atau defisit hasil usaha yang diperoleh dari hasil usaha atau pendapatan Koperasi Maju dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha. Pembagian SHU ditetapkan oleh Rapat Anggota, dan besaran SHU yang akan diterima oleh Anggota ditentukan oleh jumlah lembar SMK yang dimiliki oleh Anggota.
Sertifikat Modal Koperasi (SMK) adalah bukti penyertaan Anggota dalam modal Koperasi Maju. SMK merupakan sarana untuk perhitungan Selisih Hasil Usaha yang akan diterima oleh Anggota.
4. Pola Manajemen Koperasi
Terdapat dewan pengawas dan dewan pengurus koperasi, dewan pengurus koperasi terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota.
KOPERASI TINGKAT KOTA
1. Profile
“KOPERASI SIMPAN PINJAM USAHA MANDIRI”
Koperasi ini mulai berdiri pada tanggal 26 Maret 2007 dengan 21 anggota pada awal didirikan. Namun seiring dengan perkembangan dan kemajuan lembaga ini maka saat ini jumlah anggota yang tercatat adalah 3500 anggota.
Sampai dengan saat ini KSP Usaha Mandiri telah mempunyai 4 kantor kas yang terletak di Jakarta, Karawang, Serang, Ciawi dan perusahaan-perusahaan yang telah bekerjasama dengan koperasi ini diantaranya adalah: ASABRI, BTPN, BRI, Trans Jakarta, dll.
Kopeasi Simpan Pinjam Usaha Mandiri sudah berdiri di daerah Ciawi sejak tahun 2009. Koperasi di dearah Ciawi ini adalah koperasi untuk melayani dana pensiunan saja.
2. Permodalan Koperasi
Modal koperasi ini di dapat dari iuran setiap bulan ( harus ada 20 anggota yang menyisipkan pendapatannya)
3. Pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha)
Di koperasi ini tidak ada lagi pembagian SHU karena sudah medapatkan gaji yang ditentukan oleh kantor pusat.
4. Pola Manajemen Koperasi
Di koperasi ini pola manajemennya adalah sudah ada pembagiannya seperti marketing, HDR yang ditentukan oleh kantor pusat yang berada di Jakarta, strukturnyapun mirip dengan struktur perbankkan.
Jumat, 14 November 2014
SOLUSI DARI KASUS EKONOMI KOPERASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat. Koperasi Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umumnya relatif kecil.
Koperasi merupakan usaha bersama dari sekelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi di Indonesia saat ini sedang mengalami kenaikan yang pesat.
B. Rumusan Masalah
Mencari solusi yang baik pada kasus tersebut
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini agar dapat mencari solusi yang tepat pada kasus Ekonomi Koperasi yang berjudul “Koperasi Indonesia Hadapi Dua Tantangan Besar”
BAB II
KASUS
Judul Kasus: Koperasi Indonesia Hadapi Dua Tantangan Besar
Koperasi dihimbau untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan daya saing agar dapat bersaing sehingga menembus kawasan Asean. Apalagi koperasi memiliki peran strategis untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Saat ini koperasi di Indonesia dihadapkan pada dua tantangan utama. Pertama, peningkatan kualitas kelembagaan dan manajemen unit koperasi. Kedua, unit koperasi juga perlu terus kita tingkatkan daya saing dan tidak hanya berperan di tingkat nasional tetapi juga berkelas dunia.
"Melalui penguatan kedua hal ini akan menambah jumlah unit koperasi yang mampu berkiprah di kawasan ASEAN serta di dalam negeri akan semakin menguatkan modal sosial (social capital)," kata Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah, seperti yang dikutip dalam situs resmi Sekretaris Kabinet, Selasa (24/12/2013).
Selain itu, di sejumlah negara Skandinavia jaringan keanggotaan koperasi terbukti mampu meredam munculnya resiko konflik sosial karena semangat kebersamaan, kekeluargaan serta keadilan yang mengikat individu maupun anggota badan usaha.
Firmanzah menambahkan, koperasi di Indonesia memainkan peranan yang sangat strategis dalam menggerakkan denyut nadi perekonomian masyarakat serta pembangunan nasional.
Peran dan fungsi koperasi tidak hanya sebatas aktivitas ekonomi saja tetapi juga sebagai manifestasi semangat kolektif, kebersamaan dan prinsip keadilan yang berakar pada masyarakat Indonesia yaitu gotong royong.
"Model bisnis koperasi merupakan manifestasi dari konstitusi dasar kita yaitu UUD 1945 ayat 1 menyatakan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan. Menjadi tugas kita bersama dan segenap elemen bangsa untuk terus memajukan sektor perkoperasiaan di Indonesia," tuturnya.
Dari sisi kelembagaan, hadirnya UU No. 17 Tahun 2012 telah memberikan dasar penguatan manajemen dan kemajuan koperasi di Indonesia. Di dalamnya di atur prinsip-prinsip dari pendirian, pengelolaan, pengawasan sampai peran Dewan Koperasi Indonesia dan Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis koperasi.
Sebagai unit usaha, koperasi memerlukan dukungan agar mampu lebih berdaya saing dan dikelola secara modern berdasarkan prinsip kebersamaan dan kekeluargaan.
"Sehingga koperasi akan mampu berperan penting seperti halnya bentuk usaha lain seperti BUMN maupun Perseroan," pungkasnya. (Pew/Ahm)
BAB III
PEMBAHASAN DAN SOLUSI
A. Pembahasan
A. Latar Belakang
Koperasi memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat. Koperasi Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umumnya relatif kecil.
Koperasi merupakan usaha bersama dari sekelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi di Indonesia saat ini sedang mengalami kenaikan yang pesat.
B. Rumusan Masalah
Mencari solusi yang baik pada kasus tersebut
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini agar dapat mencari solusi yang tepat pada kasus Ekonomi Koperasi yang berjudul “Koperasi Indonesia Hadapi Dua Tantangan Besar”
BAB II
KASUS
Judul Kasus: Koperasi Indonesia Hadapi Dua Tantangan Besar
Koperasi dihimbau untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan daya saing agar dapat bersaing sehingga menembus kawasan Asean. Apalagi koperasi memiliki peran strategis untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Saat ini koperasi di Indonesia dihadapkan pada dua tantangan utama. Pertama, peningkatan kualitas kelembagaan dan manajemen unit koperasi. Kedua, unit koperasi juga perlu terus kita tingkatkan daya saing dan tidak hanya berperan di tingkat nasional tetapi juga berkelas dunia.
"Melalui penguatan kedua hal ini akan menambah jumlah unit koperasi yang mampu berkiprah di kawasan ASEAN serta di dalam negeri akan semakin menguatkan modal sosial (social capital)," kata Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah, seperti yang dikutip dalam situs resmi Sekretaris Kabinet, Selasa (24/12/2013).
Selain itu, di sejumlah negara Skandinavia jaringan keanggotaan koperasi terbukti mampu meredam munculnya resiko konflik sosial karena semangat kebersamaan, kekeluargaan serta keadilan yang mengikat individu maupun anggota badan usaha.
Firmanzah menambahkan, koperasi di Indonesia memainkan peranan yang sangat strategis dalam menggerakkan denyut nadi perekonomian masyarakat serta pembangunan nasional.
Peran dan fungsi koperasi tidak hanya sebatas aktivitas ekonomi saja tetapi juga sebagai manifestasi semangat kolektif, kebersamaan dan prinsip keadilan yang berakar pada masyarakat Indonesia yaitu gotong royong.
"Model bisnis koperasi merupakan manifestasi dari konstitusi dasar kita yaitu UUD 1945 ayat 1 menyatakan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan. Menjadi tugas kita bersama dan segenap elemen bangsa untuk terus memajukan sektor perkoperasiaan di Indonesia," tuturnya.
Dari sisi kelembagaan, hadirnya UU No. 17 Tahun 2012 telah memberikan dasar penguatan manajemen dan kemajuan koperasi di Indonesia. Di dalamnya di atur prinsip-prinsip dari pendirian, pengelolaan, pengawasan sampai peran Dewan Koperasi Indonesia dan Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis koperasi.
Sebagai unit usaha, koperasi memerlukan dukungan agar mampu lebih berdaya saing dan dikelola secara modern berdasarkan prinsip kebersamaan dan kekeluargaan.
"Sehingga koperasi akan mampu berperan penting seperti halnya bentuk usaha lain seperti BUMN maupun Perseroan," pungkasnya. (Pew/Ahm)
BAB III
PEMBAHASAN DAN SOLUSI
A. Pembahasan
Saat ini koperasi di Indonesia sedang dihadapkan pada dua tantangan utama. Pertama, koperasi diharapkan dapat meningkatan kualitas kelembagaan dan manajemen unit koperasi. Kedua, unit koperasi juga perlu terus kita tingkatkan daya saingnya dan tidak hanya berperan di tingkat nasional tetapi juga hingga tinggkat dunia. Apalagi koperasi memiliki peran strategis untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Melalui penguatan kedua hal ini maka akan menambah jumlah unit koperasi yang mampu berkiprah di kawasan ASEAN serta di dalam negeri akan semakin menguatkan modal sosial (social capital). Koperasi di Indonesia memainkan peranan yang sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian masyarakat serta pembangunan nasional. Peran dan fungsi koperasi tidak hanya sebatas aktivitas ekonomi saja tetapi juga sebagai manifestasi semangat kolektif, kebersamaan dan prinsip keadilan yang berakar pada masyarakat Indonesia yaitu gotong royong.
Melalui penguatan kedua hal ini maka akan menambah jumlah unit koperasi yang mampu berkiprah di kawasan ASEAN serta di dalam negeri akan semakin menguatkan modal sosial (social capital). Koperasi di Indonesia memainkan peranan yang sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian masyarakat serta pembangunan nasional. Peran dan fungsi koperasi tidak hanya sebatas aktivitas ekonomi saja tetapi juga sebagai manifestasi semangat kolektif, kebersamaan dan prinsip keadilan yang berakar pada masyarakat Indonesia yaitu gotong royong.
Di sejumlah Negara Skandinavia koperasi sangat penting, karena jaringan keanggotaan koperasi terbukti mampu meredam munculnya resiko konflik sosial karena semangat kebersamaan, kekeluargaan serta keadilan yang mengikat individu maupun anggota badan usaha.
Pada UUD 1945 ayat 1 menyatakan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan. Dapat disimpulakn bahwa tugas kita bersama untuk terus memajukan koperasi di Negara Indonesia.
Di sisi kelembagaan, hadirnya UU No. 17 Tahun 2012 yang telah memberikan dasar penguatan manajemen dan kemajuan koperasi di Indonesia. Di dalamnya di atur prinsip – prinsip dari pendirian, pengelolaan, pengawasan sampai peran Dewan Koperasi Indonesia dan Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis koperasi.
B. Solusi
Pada UUD 1945 ayat 1 menyatakan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan. Dapat disimpulakn bahwa tugas kita bersama untuk terus memajukan koperasi di Negara Indonesia.
Di sisi kelembagaan, hadirnya UU No. 17 Tahun 2012 yang telah memberikan dasar penguatan manajemen dan kemajuan koperasi di Indonesia. Di dalamnya di atur prinsip – prinsip dari pendirian, pengelolaan, pengawasan sampai peran Dewan Koperasi Indonesia dan Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis koperasi.
B. Solusi
Solusi yang dapat diambil dari kasus diatas adalah sebaiknya koperasi di Indonesia dapat memajukan dan meningkatan kualitas kelembagaan dan manajemen unit koperasi agar koperasi di Indonesia dapat menumbus pasar ASEAN.
Masyarakat Indonesia juga harus ikut serta dalam memajukan koperasi, karena peran koperasi yang sangat penting yaitu dapat mensejahterakan masyarakatnya. Agar masyarakat Indonesia dapat sejahtera, dan tidak ada lagi masyarakat yang mengalami kerisis ekonomi, dan koperasi di Indonesia sebaiknya diperbanyak teruma di tempat – tempat seperti di desa, dan tempat – tempat terpencil agar dapat dijangkau oleh masyarakat yang tinggal di tempat desa ataupun terpencil. Karena dengan adanya koperasi di banyak tempat dapat memudahkan masyarakat Indonesia untuk memajukan koperasi itu sendiri.
Untuk kelembagaan dan manajemen unit koperasi sebaiknya kelembagaan atau para mentri dapat melihat kekoperasi juga, tidak hanya melihat ke BUMN ataupun perseroan, karena dengan memajukan koperasi, koperasi dapat juga setimbang dengan BUMN dan perseroan yang saat ini terdapat di Indonesia dan menembus ASEAN, pemerintah juga seharusnya ikut turun tangan langsung atau menuntun koperasi yang ada di Indonesia agar dapat melihat apa saja perkembangan yang ada di koperasi tersebut, bila koperasi tersebut tidak dapat berkembang dengan baik maka pemerintah dapat membantunya agar masyarakat Indonesia tetap dapat sejahtera dalam koperasi tersebut. Dan pemerintah juga dapat membatu koperasi di Indonesia agar dapat menembus ASEAN.
BAB IV
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari kasus diatas adalah saat ini koperasi di Indonesia sedang dihadapi dua tantangan besar yaitu koperasi diharapkan dapat meningkatan kualitas kelembagaan dan manajemen unit koperasi. Agar koperasi dapat menembus pasar ASEAN. Dan masyarakat diharapkan dapat ikut membatu dalam koperasi, karena peran koperasi yang sangat penting yaitu dapat mensejahterkan rakyatnya.
B. Saran
B. Saran
Saran dari kasus diatas adalah pemerintah dan masyakat dapat ikut membatu koperasi agar dapat meningkatkan kualitas kelembagaan dan manajemen unit koperasi agar dapat menembus ASEAN.
Jumat, 07 November 2014
SISA HASIL USAHA KOPERASI
A. Pengertian SHU
Menurut Pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992 , adalah sebagai berikut :
- Sisa hasil usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
- SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
-Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam rapat Anggota
-Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
- Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
-Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.
B. Informasi Dasar
Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut :
1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
2. Bagian (presentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota
5. Jumlah simpanan per anggota
6. Omzet atau volume usaha per anggota
7. Bagian (presentase) SHU untuk simpanan anggota
8. Bagian (presentase) SHU untuk transaksi usaha anggota
C. Istilah-Istilah Informasi Dasar
- SHU Total adalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi koperasi setelah pajak (profit after tax)
- Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa), antara anggota terhadap koperasinya.
-Partisipasi Modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya.
-Omzet atau Volume Usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan.
-Bagian(Presentase) SHU untuk Simpanan Anggota adalah yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota.
-Bagian (Presentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi anggota.
D. Rumus Pembagian SHU
> Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan Modal yang dimiliki sesorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
> Di dalam AD/ADRT koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut : Cadangan Koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana Karyawan 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.
> Tidak semua komponen diatas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
D. SHU Per Anggota
Dimana :
SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA = Jasa Usaha Anggota
JMA + Jasa modal bingung
E. SHU Per Anggota dengan Model Matematika
Dimana :
SHUPa : Sisa hasil usaha per anggota
JUA : Jasa usaha anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
VA : Volume usaha anggota ( total transaksi anggota)
UK : Volume usaha total Koperasi ( total transaksi Koperasi)
Sa : Jumlah simpanan anggota
TMS : Modal sendiri total ( simpanan anggota total)
F. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU
Dalam koperasi, anggota berfungsi ganda, yaitu sebagai pemilik (owner) dan sekaligus pelanggan (customer). Sebagai pemilik, seorang anggota berkewajiban melakukan investasi. Dengan demikian, sebagai investor, anggota berhak menerima hasil investasinya. Disisi lain, sebagai pelanggan, seorang anggota berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di koperasinya. Sering dengan prinsip-prinsip koperasi, maka anggota berhak menerima sebagian keuntungan yang diperoleh koperasinya.
Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transpansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip SHU sebagai berikut :
1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
3. Pembagian SHU anggota dilakukam secara transparan.
4. SHU anggota dibayar secara tunai.
a. Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi Rinaldy Tahun Buku 2009 (Rp 000)
b. Sumber SHU
SHU Koperasi A setelah pajak Rp 418.500
Sumber SHU:
- Transaksi Anggota Rp 400.000
- Transaksi Non Anggota Rp 18.500
c. Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A:
1. Cadangan : 40% X 400.000 ; Rp 18.500
2. Jasa Anggota : 40 % X 400.000 : Rp 18.500
3. Dana Pengurus : 5% X 400.000 : Rp 10.000
4. dana Karyawan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
5. dana Pendidikan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
6. dana Sosial : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut:
jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000
Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000
d. Jumlah anggota, simpanan dan volume usaha koperasi:
jumlah Anggota : 142 orang
total simpanan anggota : Rp 345.420.000
total transaksi anggota : Rp 2.340.062.000.
SHU usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62
SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58;.
Dengan demikian jumblah SHU yang diterima Adi Adalah:
Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200;.
Keterangan
SHUA : Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut :
SHUPA = VA x JUA + SA x JMA
VUK TMS
SHUPA : Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Usaha
VA : Volume Usaha Anggota (total transaksi anggota)
UK : Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi)
SA : jumlah simpanan anggota
TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)
Jumlah anggota : 5 anggota
Total Simpanan anggota : Rp20.000
Total Transaksi Usaha : Rp28.500
Anggota 1 Jumlah Simpanan 4000 Total Transaksi Usaha 8000
Anggota 2 Jumlah Simpanan 6000 Total Transaksi Usaha 7000
Anggota 3 Jumlah Simpanan 2000 Total Transaksi Usaha 6500
Anggota 4 Jumlah Simpanan 4000 Total Transaksi Usaha 0
Anggota 5 Jumlah Simpanan 4000 Total Transaksi Usaha 7000
Dengan menggunakan rumus perhitungan SHU di atas diperoleh SHU per anggota berdasarkan kontribusi terhadap modal dan transaksi usaha. Seperti diketahui rumus SHU per anggota adalah:
VA x JUA + SA x JMA
VUK TMS
SHU Usaha Anggota = Va / VUK
SHU Usaha Anggota 1 = 8000/28500 = 0.28
SHU Usaha Anggota 2 = 7000/28500 = 0.24
SHU Usaha Anggota 3 = 6500/28500 = 0.23
SHU Usaha Anggota 4 = 0/28500 = 0
SHU Usaha Anggota 5 = 7000/28500 = 0.24
Jumlah JUA = 0.99
SHU Modal Anggota = Sa / TMS
SHU Modal Anggota 1 = 4000/20000 = 0.2
SHU Modal Anggota 2 = 6000/20000 = 0.3
SHU Modal Anggota 3 = 2000/20000 = 0.1
SHU Modal Anggota 4 = 4000/20000 = 0.2
SHU Modal Anggota 5 = 4000/20000 = 0.2
Jumlah JMA= 1
SHUPA = JUA + JMA
SHUPA 1 = 0.28 + 0.2 = 0.48
SHUPA 2 = 0.24 + 0.3 = 0.54
SHUPA 3 = 0.23 + 0.1 = 0.33
SHUPA 4 = 0.2 + 0 = 0.2
SHUPA 5 = 0.2 + 0.24 = 0.44
Jumlah SHUPA = 1.99
SHU KOPERASI Koperasi A setelah Pajak adalah Rp. 5.000.000,- Jika dibagi sesuai prosentase Pembagian SHU KOPERASI koperasi seperti contoh yang disampaiakan sebelumnya maka diperoleh:
Cadangan : 40 % = 40% x Rp.5.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
SHU KOPERASI Dibagi pada anggota : 40 % = 40% x Rp.5.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Dana pengurus : 5 % = 5% x Rp.5.000.000,- = Rp. 250.000,-
Dana karyawan : 5 % = 5% x Rp.5.000.000,- = Rp. 250.000,-
Dana Pembangunan Daerah kerja / Pendidikan : 5 %= 5% x Rp.5.000.000,- = Rp. 250.000,-
Dana sosial : 5 % = 5% x Rp.5.000.000,- = Rp. 250.000,-
Yang bisa dibagi kepada anggota adalah SHU KOPERASI Dibagi pada anggota : 40 %
Atau dalam contoh diatas senilai Rp.2.000.000,-
Maka Langkah-langkah pembagian SHU KOPERASI adalah sebagai berikut:
1. Di RAT ditentukan berapa persentasi SHU KOPERASI yang dibagikan untuk aktivitas ekonomi (transaksi anggota) dan berapa prosentase untuk SHU KOPERASI modal usaha (simpanan anggota) prosentase ini tidak dimasukan kedalam AD/ART karena perbandingan antara keduanya sangat mudah berubah tergantung posisi keuangan dan dominasi pengaruh atas usaha koperasi, maka harus diputuskan setiap tahun . Biasanya prosentase SHU KOPERASI yang dibagi atas Aktivitas Ekonomi ( Y) adalah 70% dan prosentase SHU KOPERASI yang dibagi atas Modal Usaha adalah 30%. Jika demikian maka sesuai contoh diatas
Y=70%xRp.2.000.000,- = Rp. 1.400.000,-
X=30%xRp.2.000.000,- = Rp. 600.000,-
2. Hitung Total transaksi tiap anggota, total simpanan tiap anggota dan total transaksi seluruh anggota serta total simpanan seluruh anggota. Sebagi contoh kita akan menghitung SHU KOPERASI Gusbud. Dari data transaksi anggota diketahui Gusbud bertransaksi sebesar Rp. 100.000,- dengan simpanan Rp. 50.000,- sedangkan total transaksi seluruh anggota adalah Rp.20.000.000,- dengan total simpanan anggota adalah Rp.3.000.000,-
Maka
SHU KOPERASIAE Gusbud = Rp. 100.000,-/ Rp.20.000.000,- *( Rp. 1.400.000,-)
= Rp. 7000,-
SHU KOPERASIMU Gusbud = Rp. 50.000,- / Rp.3.000.000,- *(Rp. 600.000,-)
= Rp.10.000,-
Kesimpulan dari artikel ini adalah:
Dalam koperasi adanya pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan ketentuan atau kesepakatan awal . Dan pembagiannya juga tergantung dari kesepakatan itu , berapa persen atau berapa total dari SHU yang didapat peranggota yang ada.
Referensi:
Kusnandi, Hendar. 2005 . "Ekonomi Koperasi : untuk perguruan tinggi". Depok : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Nurdin, Muh. 2007. Kompeten Ekonomi. Makassar: Mitra Media
Puspitawati,Endang S.Pd, Kesiyarinni,Novita S.E.2012.LKS Ekonomi.Klaten,Jawa tengah : Viva Pakarindo
Menurut Pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992 , adalah sebagai berikut :
- Sisa hasil usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
- SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
-Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam rapat Anggota
-Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
- Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
-Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.
B. Informasi Dasar
Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut :
1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
2. Bagian (presentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota
5. Jumlah simpanan per anggota
6. Omzet atau volume usaha per anggota
7. Bagian (presentase) SHU untuk simpanan anggota
8. Bagian (presentase) SHU untuk transaksi usaha anggota
C. Istilah-Istilah Informasi Dasar
- SHU Total adalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi koperasi setelah pajak (profit after tax)
- Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa), antara anggota terhadap koperasinya.
-Partisipasi Modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya.
-Omzet atau Volume Usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan.
-Bagian(Presentase) SHU untuk Simpanan Anggota adalah yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota.
-Bagian (Presentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi anggota.
D. Rumus Pembagian SHU
> Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan Modal yang dimiliki sesorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
> Di dalam AD/ADRT koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut : Cadangan Koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana Karyawan 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.
> Tidak semua komponen diatas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
D. SHU Per Anggota
SHUA = JUA + JMA
SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA = Jasa Usaha Anggota
JMA + Jasa modal bingung
E. SHU Per Anggota dengan Model Matematika
SHUPa = Va X JUA + SA X JMA
` VUK TMSSHUPa : Sisa hasil usaha per anggota
JUA : Jasa usaha anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
VA : Volume usaha anggota ( total transaksi anggota)
UK : Volume usaha total Koperasi ( total transaksi Koperasi)
Sa : Jumlah simpanan anggota
TMS : Modal sendiri total ( simpanan anggota total)
F. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU
Dalam koperasi, anggota berfungsi ganda, yaitu sebagai pemilik (owner) dan sekaligus pelanggan (customer). Sebagai pemilik, seorang anggota berkewajiban melakukan investasi. Dengan demikian, sebagai investor, anggota berhak menerima hasil investasinya. Disisi lain, sebagai pelanggan, seorang anggota berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di koperasinya. Sering dengan prinsip-prinsip koperasi, maka anggota berhak menerima sebagian keuntungan yang diperoleh koperasinya.
Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transpansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip SHU sebagai berikut :
1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
3. Pembagian SHU anggota dilakukam secara transparan.
4. SHU anggota dibayar secara tunai.
CONTOH
Perhitungan pembagian SHU per anggota:a. Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi Rinaldy Tahun Buku 2009 (Rp 000)
Penjualan /Penerimaan Jasa | Rp 850.000 |
Pendapatan lain | Rp 150.000 |
Rp 1.000.000 | |
Harga Pokok Penjualan | Rp (200.000) |
Pendapatan Operasional | Rp 800.000 |
Beban Operasional | Rp (300.000) |
Beban Administrasi dan Umum | Rp (35.000) |
SHU Sebelum Pajak | Rp 465.000 |
Pajak Penghasilan (PPH Ps 21) | Rp (46.500) |
SHU setelah Pajak | Rp 418.500 |
b. Sumber SHU
SHU Koperasi A setelah pajak Rp 418.500
Sumber SHU:
- Transaksi Anggota Rp 400.000
- Transaksi Non Anggota Rp 18.500
c. Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A:
1. Cadangan : 40% X 400.000 ; Rp 18.500
2. Jasa Anggota : 40 % X 400.000 : Rp 18.500
3. Dana Pengurus : 5% X 400.000 : Rp 10.000
4. dana Karyawan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
5. dana Pendidikan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
6. dana Sosial : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut:
jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000
Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000
d. Jumlah anggota, simpanan dan volume usaha koperasi:
jumlah Anggota : 142 orang
total simpanan anggota : Rp 345.420.000
total transaksi anggota : Rp 2.340.062.000.
CONTOH
SHU yang dierima per anggota:SHU usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62
SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58;.
Dengan demikian jumblah SHU yang diterima Adi Adalah:
Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200;.
Contoh Lain:
Rumus pembagiaan SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut:
SHUA = JUA + JMA
SHUA : Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut :
SHUPA = VA x JUA + SA x JMA
VUK TMS
SHUPA : Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Usaha
VA : Volume Usaha Anggota (total transaksi anggota)
UK : Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi)
SA : jumlah simpanan anggota
TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)
Contoh :
Jumlah anggota, simpanan, dan volume usaha koperasiJumlah anggota : 5 anggota
Total Simpanan anggota : Rp20.000
Total Transaksi Usaha : Rp28.500
Anggota 1 Jumlah Simpanan 4000 Total Transaksi Usaha 8000
Anggota 2 Jumlah Simpanan 6000 Total Transaksi Usaha 7000
Anggota 3 Jumlah Simpanan 2000 Total Transaksi Usaha 6500
Anggota 4 Jumlah Simpanan 4000 Total Transaksi Usaha 0
Anggota 5 Jumlah Simpanan 4000 Total Transaksi Usaha 7000
Dengan menggunakan rumus perhitungan SHU di atas diperoleh SHU per anggota berdasarkan kontribusi terhadap modal dan transaksi usaha. Seperti diketahui rumus SHU per anggota adalah:
VA x JUA + SA x JMA
VUK TMS
SHU Usaha Anggota = Va / VUK
SHU Usaha Anggota 1 = 8000/28500 = 0.28
SHU Usaha Anggota 2 = 7000/28500 = 0.24
SHU Usaha Anggota 3 = 6500/28500 = 0.23
SHU Usaha Anggota 4 = 0/28500 = 0
SHU Usaha Anggota 5 = 7000/28500 = 0.24
Jumlah JUA = 0.99
SHU Modal Anggota = Sa / TMS
SHU Modal Anggota 1 = 4000/20000 = 0.2
SHU Modal Anggota 2 = 6000/20000 = 0.3
SHU Modal Anggota 3 = 2000/20000 = 0.1
SHU Modal Anggota 4 = 4000/20000 = 0.2
SHU Modal Anggota 5 = 4000/20000 = 0.2
Jumlah JMA= 1
SHUPA = JUA + JMA
SHUPA 1 = 0.28 + 0.2 = 0.48
SHUPA 2 = 0.24 + 0.3 = 0.54
SHUPA 3 = 0.23 + 0.1 = 0.33
SHUPA 4 = 0.2 + 0 = 0.2
SHUPA 5 = 0.2 + 0.24 = 0.44
Jumlah SHUPA = 1.99
SHU KOPERASI Koperasi A setelah Pajak adalah Rp. 5.000.000,- Jika dibagi sesuai prosentase Pembagian SHU KOPERASI koperasi seperti contoh yang disampaiakan sebelumnya maka diperoleh:
Cadangan : 40 % = 40% x Rp.5.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
SHU KOPERASI Dibagi pada anggota : 40 % = 40% x Rp.5.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Dana pengurus : 5 % = 5% x Rp.5.000.000,- = Rp. 250.000,-
Dana karyawan : 5 % = 5% x Rp.5.000.000,- = Rp. 250.000,-
Dana Pembangunan Daerah kerja / Pendidikan : 5 %= 5% x Rp.5.000.000,- = Rp. 250.000,-
Dana sosial : 5 % = 5% x Rp.5.000.000,- = Rp. 250.000,-
Yang bisa dibagi kepada anggota adalah SHU KOPERASI Dibagi pada anggota : 40 %
Atau dalam contoh diatas senilai Rp.2.000.000,-
Maka Langkah-langkah pembagian SHU KOPERASI adalah sebagai berikut:
1. Di RAT ditentukan berapa persentasi SHU KOPERASI yang dibagikan untuk aktivitas ekonomi (transaksi anggota) dan berapa prosentase untuk SHU KOPERASI modal usaha (simpanan anggota) prosentase ini tidak dimasukan kedalam AD/ART karena perbandingan antara keduanya sangat mudah berubah tergantung posisi keuangan dan dominasi pengaruh atas usaha koperasi, maka harus diputuskan setiap tahun . Biasanya prosentase SHU KOPERASI yang dibagi atas Aktivitas Ekonomi ( Y) adalah 70% dan prosentase SHU KOPERASI yang dibagi atas Modal Usaha adalah 30%. Jika demikian maka sesuai contoh diatas
Y=70%xRp.2.000.000,- = Rp. 1.400.000,-
X=30%xRp.2.000.000,- = Rp. 600.000,-
2. Hitung Total transaksi tiap anggota, total simpanan tiap anggota dan total transaksi seluruh anggota serta total simpanan seluruh anggota. Sebagi contoh kita akan menghitung SHU KOPERASI Gusbud. Dari data transaksi anggota diketahui Gusbud bertransaksi sebesar Rp. 100.000,- dengan simpanan Rp. 50.000,- sedangkan total transaksi seluruh anggota adalah Rp.20.000.000,- dengan total simpanan anggota adalah Rp.3.000.000,-
Maka
SHU KOPERASIAE Gusbud = Rp. 100.000,-/ Rp.20.000.000,- *( Rp. 1.400.000,-)
= Rp. 7000,-
SHU KOPERASIMU Gusbud = Rp. 50.000,- / Rp.3.000.000,- *(Rp. 600.000,-)
= Rp.10.000,-
Kesimpulan dari artikel ini adalah:
Dalam koperasi adanya pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan ketentuan atau kesepakatan awal . Dan pembagiannya juga tergantung dari kesepakatan itu , berapa persen atau berapa total dari SHU yang didapat peranggota yang ada.
Referensi:
Kusnandi, Hendar. 2005 . "Ekonomi Koperasi : untuk perguruan tinggi". Depok : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Nurdin, Muh. 2007. Kompeten Ekonomi. Makassar: Mitra Media
Puspitawati,Endang S.Pd, Kesiyarinni,Novita S.E.2012.LKS Ekonomi.Klaten,Jawa tengah : Viva Pakarindo
Senin, 03 November 2014
EKONOMI KOPERASI
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Koperasi
merupakan suatu bentuk usaha yang bercirikan kebersamaan atau berasaskan kekeluargaan.
Di Indonesia koperasi bergerak di berbagai bidang untuk tercapainya
kesejahteraan masyarakat, salah satunya di bidang pertanian. Mengingat sebagian
besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani maka salah satu
jenis koperasi yang cukup menonjol adalah Koperasi Unit Desa.
Sistem Informasi
Manajemen merupakan salah satu bidang yang dibutuhkan dalam suatu organisasi
termasuk koperasi. Dalam menjalankan roda organisasi diperlukan suatu sistem
yang mengatur jalannya informasi karena dengan berkomunikasi maka segala
sesuatu menjadi jelas. Koperasi yang mempunyai banyak stakeholders juga
tentunya membutuhkan Sistem Informasi Manajemen sebagai sarana komunikasi antar
stakeholders tersebut.
I.2 Rumusan Masalah
Setelah
melakukan penulisan tentang makalah
tentang koperasi, maka masalah yang dapat dikaji dari makalah kopersai ini
adalah mengenai :
-
Apa saja
landasan dan sendi-sendi koperasi di Indonesia?
-
Apa manfaat dari
koperasi?
-
Bagaimana cara
pendirian koperasi?
-
Bagaimanakah kondisi
umum koperasi Getasan.
-
Siapakah yang
bertanggungjawab mengelola informasi?
-
Apakah ada
hambatan-hambatan dalam penyampaian informasi?
I.3 Tujuan Penulisan
-
Mahasiswa
mengetahui sejarah koperasi di dunia dan di Indonesia
-
Mahasiswa
mengetahui landasan dan sendi-sendi koperasi di Indonesia
-
Mahasiswa
mengetahui manfaat koperasi
-
Mahasiswa
mengetahui cara pendirian koperasi
-
Mahasiswa dapat
mengetahui kondisi umum koperasi Getasan
-
Mahasiswa mengetahui
pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan informasi
-
Mahasiswa dapat
mengetahui ada hambatan – hambatan dalam penyampaian informasi.
I.4 Manfaat penulisan
Untuk menambah
pengetahuan bagi mahasiswa tentang perkoperasian. Makalah
ini diharapkan dapat berguna bagi para pembaca karena dapat mengetahui kondisi perkoperasian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koperasi
Koperasi adalah
suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotkan orang-orang atau
badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, menurut
peraturan yang ada dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalakan suatu
usaha dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggotanya.
Pengertian koperasi menurut UU No. 79/1958 & UU
No. 12 /1967
Koperasi adalah
suatu perkumpulan yang susunannya beranggotakan individu individu atau lembaga
hukum yang bukan merupakan konsentrasi modal. Yang modal tersebut hasil dari
adanya gotong royong yang menjadi falsafah koperasi, dan tidak terlepas dari
asas kekeluargaan, tujuan dari usaha koperasi itu sendiri.
Dilihat dari
segi bahasa, kata dasar koperasi terkandung dari bahasa latin Cum dan Aperari,
yang keduanya memiliki arti dengan dan bekerja. Dalam bahasa inggris kata
koperasi dikenal dengan istilah Co dan Operasion yang keduanya itu dalam bahasa
belanda disebut juga dengan coorpetion Vereneging yang mengandung maksud untuk
menemukan sebuah tujuan maka hendaknya bekerjasama saling bahu membahu dengan
orang lain. Melihat sejarahnya koperasi banyak dikenal sebagai usaha yang
mengkhususkan dirinya dalam bidang perekonomian, karena koperasi membebaskan
para anggotanya dari perekonomian yang menyulitkan.
Sehingga bisa di
tarik kesimpulan mengenai definisi dari koperasi itu sendiri adalah suatu
lembaga yang anggotanya beranggotakan individu atau orang atau suatu badan
hukum koperasi yang didalamnya menganut gerakan perekonomian rakyat dan tidak
terlepas dari asas kekeluargaan, yang bertujuan mensejahterakan rakyat atau
anggotanya.
Atas pengertian
koperasi tersebut di atas maka kita
dapat melihat sendi sendi khusus yang dapat kita garis bawahi antara lain :
1. Koperasi
adalah sekumpulan orang orang yang mempunyai tujuan sosial, kesetaraan dalam
bekerja dan tanggungjawab. Bukan lembaga perkumpulan modal.
2. Terbuka
untuk siapapun dan bersifat sukarela, bukan atas dasar paksaan.
3. Dengan
bekerjasama dengan sistem kekeluargaan guna meningkatkan kesejahteraan anggota.
2.2 Landasan koperasi
Pengertian
diatas terdapat pula sebuah landasan yang berlaku di Indonesia, di mana bentuk
sebuah bangunan perkoperasian di lihat sebagai alat pelaksanaan UU Dasar 1945
yang dalam pasal 33 Ayat (1) disebutkan “perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan” Lebih lanjut pasal tersebut
menyebutkan pula landasan landasan yang di jadikan pijakan penting untuk
keutuhan sebuah koperaasi, hal tersebut sebagai berikut :
a) Landasan
idiil koperasi Indonesia adalah Pancasiala.
b) Landasan
structural yang disebut diatas adalah UUD 1945 pasal 33 ayat (1) beserta
penjelasannya.
c) Landasan
mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran pribadi
Koperasi yang
berlandaskan jiwa social kekeluargaan dan kegotong royongan, hal demikian itu menjadikan
koperasi terkenal dengan berlandaskan pancasila. Yang kemudian diwujudkan pada
sifat manajemen koperasi yang bersifat demokrasi :
1)
Kekuasaan tertinggi
Dimaksudkan
ketiaka ada sebuah keputusan yang akan dilaksanakan dalam sebuah koperasi itu di
tentukan dalam sidang musyawarah anggota, yang berdasarkan hikmah kebijaksanaan
permusyawaratan, yang setiap anggota tidak di pandang dari segi umur, besar dan
kecilnya simpanan koperasi dan setiap anggota memiliki hak yang sama yaitu
setiap individu memiliki hak satu sama satu.
2)
Pengurus dan badan pemeriksa
Yang
berkewajiban dalam hal ini adalah setiap warga anggota koperasi yang di beri
wewenang oleh anggota dalam pengguanan kekayaan anggota yang telah di
kumpulkan, sebagai sarana untuk menjalankan usaha bersama.
3)
Pembagian sisa hasil usaha
Hal ini di
maksudkan adalah koperasi dalam menunjang usaha, yang akan di tingkatkan daya
belinya telah di khususkan bagi pembeli khusus anggota serta masyarakat sekitar
pada umunya.
4)
Usaha koperasi
Sebagaimana
sesuai dengan bentuk sebuah usaha yang berkumpulan modal bisa saja memilih
usahanya berdasarkan kemungkina sebuah untung rugi yang besar dan kecil.
2.3 Sendi- Sendi Dasar Koperasi
Menurut sejarah
koperasi, sendi-sendi dasar koperasi mulanya dirumuskan oleh kaum buruh di
inggris yang mendirikan koperasi Rochdale. Yang kemudian dikenal dengan “
sendi-sendi dasar rochdale”.
Sendi-sendi
dasar koperasi di Indonesia juga dilandaskan pada kondisi nyata yang bersifat
umum terjadi di Indonesia, yaitu : azas kekeluargaan dan gotong royong. Dimana
sendi-sendi dasar Koperasi Indonesia antara lain :
1. Sifat keanggotaannya suka rela dan terbuka untuk
setiap warga Negara Indonesia.
·
Suka rela dalam
koperasi berarti atas kemauan sendiri tampa paksaan.
·
Terbuka berarti
tidak dihalang-halangi untuk masuk atau keluar sebagai anggota koperasi.
2. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai
pencerminan demokrasi dalam koperasi.
3. Pembagian nsisaa hasil usaha diatur menurut jasa
masing-masing.
4. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
5. Adanya pembatasanbunga atas bunga dan modal..
6. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka.
7. Swadaya, swakerta, dan swasembada sebagai pencerminan
dari pada prinsip dasar : percaya pada diri sendiri.
2.4 Fungsi dan Peranan Koperasi
Fungsi dan peranan koperasi dalam masyarakat adalah:
1. Koperasi membantu anggotanya untuk meningkatkan
penghasilan sehingga meningkat pula kemakmuran.
2. Koperasi menciptakan danm memperluas lapangan kerja.
3. Koperasi mempersatukan dan mengembangkan daya usaha
dari orang-orang baik perseorangan maupun sebagai warga masyarakat.
4. Koperasi ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Koperasi ikut meningkatkan taraf pendidikan
masyarakat.
6. Koperasi berperan dalam penyelenggaraan kehidupan ekonomi
secara demokrasi.
Menurut
Casselman (1989) fungsi dan peran koperasi
terdiri dari 3 kelompok aliran, adalah:
a. Aliran Yardstick
Fungsi dan peranan koperasi sebagai penetralisir
keburukanyang ditimbulkan oleh perekonomian kapitalis.
b. Aliran sosialis
Koperasi berfungsi sebagai kekuatan untuk mengganti
system perekonomian kapitalis
c. Aliran persemakmuran
Aliran ini merupakan aliran tengah.fungsi dan peran
koperasi didalam masyarakat kapitalis tidak sebagai tolak ukur alat penawar,
tetapi sebagai alternative dari bentuk kerusakan kapitalis.Maka peranan
koperasi harus ditingkatkan dan dikembangkan sebagai suatu gerakan masyarakat
dalam rangka mewujudkan masyarakat koperasi.
2.5 Jenis-jenis Koperasi Indonesia
Dalam ketentuan
pasal 16 UU No.25 /1992
dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan
kepentingan anggotanya. Sedangkan dalam penjelasan tersebut mengenai jenis
koperasi ini di uraikan antara lain: koperasi simpan pinjam,koperasi konsumen,
koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi jasa.
Peraturan Pemerintah No.6/1959
tentang perkembangan gerakan koperasi (pasal 2) menyatakan sebagai berikut:
1.
Pada dasarnya yang
dimaksud dengan penjenisan koperasi adalah pembedaan koperasi yang di dasarkan
pada golongan dan fungsi ekonomi.
2.
Dalam peraturan ini
dasar penjenisan koperasi ditentukan pada lapangan usaha dan atau tempat
tinggal para anggota suatu koperasi.
Berdasarkan
ketentuan seperti tersebut dalam pasal 22
PP 6 1959 maka terdapatlah tujuh jenis koperasi (pasal 3) yaitu:
a. Koperasi
jasa
b. Koperasi
pertanian
c. Koperasi
peternakan
d. Koperasi
perikanan
e. Koperasi
kerajinan/industri
f. Koperasi
simpan pinjam
g. Koperasi
konsumsi
Dalam pasal 4
disebutkan bahwa jenis koperasi lain dapat sisirikan asalkan sesuai dengan
undang-undang koperasi dan peraturan pemerintahnya.
2.6 Modal Koperasi Indonesia
Mengenai modal
koperasi indonesia ini di UUNo.25 /1992
diatur didalamnya ketentuan pasal 41 dan pasal 42 beserta penjelasannya.
Menurut ketentuan
tersebut modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Yang
dimaksud dengan modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko yaitu dapat
berasal dari :
1.
Simpanan pokok
2.
Simpanan wajib
3.
Dana cadangan
4.
Hibah
2.7 Pendirian Koperasi
Mengenai
pendirian koperasi UU No.79/1958
menyebutkan pendirian koperasi telah tertuang dalam pasal 7 dan 10 serta penjelasannya didalam pasal 20 dan 21. Dengan secara singkat harus ada : pertama nama dan
Nama kecil mereka yang di beri kuasa, kedua anggaran dasar koperasi uamh telah
di putuskan dalam rapat. Ketiga anggaran dasar yang tidak bertentangan dengan
undang undang.
Meskipun
perbuatan pendirian koperasi telah diatur dalam undang undang yang telah di
sebut diatas, yang di buat secara sederhana. Tidak diharuskan pendiriannya di
depan akta notaris, cukuplah di adakan dengan rapat para anggota yang akan
mendirikan koperasi tersebut.
a. Mekanisme pendirian koperasi
Mekanisme
pendirian koperasi terdiri berbagai macam tahap.
-
Pertama yang dilakukan
adalah pengumpulan anggota karena untuk menjalankan koperasi membutuhkan
sekurang kurangnya 20 (dua puluh) sampai 25 ( dua puluh lima) anggota guna
merapatkan pendirian koperasi.
-
Kedua dengan melakukan
rapat maka di bentuklah pengurus koperasi (ketua, sekertaris, dan bendahara.
Kemudian
koperasi tersebut harus merencanakan anggaran dasar yang telah di putuskan
dalam sidang rapat, yang isinya antara lain :
1) Nama
koperasi, tempat kedudukan dan daerah bekerja
2) Maksud dan
tujuan
3) Ketegasan usaha
4) Syarat syarat
keanggotaan
5) Ketetapan
tentang permodalan
6) Peraturan
tanggungan keanggotaan
7) Peraturan
tentang pimpinan koperasi dan kekuasaan anggota
8) Penetapan
tahun buku
9) Ketentuan
tentang sisa hasil perusahaan pada akhir tahun buku
10) Ketentuan
soal sisa kekayaan bila koperasi di bubarkan.
b. Keanggotaan koperasi
Sesuai
dengan UU No 25/1992, salah satu
syarat pendirian koperasi adalah tersedianya anggota 20 orang dan keanggotaan
bersifat terbuka dan sukarela.
Syarat-syarat
untuk menjadi anggota koperasi adalah:
1.
Dewasa dan mampu
melakukan tindakan hukum
2.
Menyetujui
landasan idiil, azas dan sendi dasar koperasi
3.
Sanggup dan
bersedia memenuhi kewajiban dan hak sebagai anggota koperasi
c. Kewajiban dan hak anggota koperasi
Kewajiban
anggota koperasi
Ditegaskan dalam pasal 20 UU No. 25/1992 kewajiban anggota koperasi sebagai berikut:
-
Melunasi
simpanan pokok sesuai dengan anggaran dasar koperasi yang telah ditetapkan
bersama dalam rapat anggota
-
Mentaati semua
landasan, azas dan sendi dasar koperasi serta peraturan yang telah ditetapkan
koperasi
-
Menghadiri rapat
anggota dan turut aktif dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota.
Hak anggota
koperasi
Hak anggota koperasi antara lain:
a.
Berbicara dalam
rapat anggota untuki mengemukakan usulan atau pendapat
b.
Memilih dan
dipilih sebagai pengurus anggota badan pemeriksa atau pengawas
c.
Meminta diadakan
rapat anggota bila diperlukan
d.
Mendapatkan
pelayanan yang sama antara sesama anggota koperasi
e.
Mengawasi
jalannya organisasi dan usaha koperasi menurut ketentuan-ketentuan dan anggaran
dasar koperasi.
d. Perangkat Organisasi Koperasi
v Rapat
anggota
Rapat
anggota adalah wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi.maka setiap kebijakan yang berlaku harus melalui persetujuan rapat anggota
koperasi.
v Pengurus
Pengurus adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota
dan diserahi mandat untuk melaksanakan kepemimpinan koperasi, baik dibidang
organisasi maupun usaha.
Menurut Garayon dan Mohn pengurus koperasi memiliki
fungsi yaitu:
·
Sebagai pusat
pangambil kekuasaan tertinggi
·
Sebagai pemberi
nasehat
·
Sebagai pengawas
atau sebagai orang yang dapat dipercaya
·
Sebagai penjaga
keseimbangan organisasi
·
Sebagai symbol
Syarat-syarat Pengurus
·
Turut mengambil
bagian dalam usaha koperasi
·
Dapat menyediakan
waktu untuk menghadiri rapat pengurus
·
Mengerti dan
memiliki pengalaman tentang organisasi koperasi
·
Mematuhi
keputusan rapat pengurus
·
Bersifat jujur
·
Bersedia
menerima kemajuan dan perubahan
Tugas dan Kewajiban Pengurus
Pengurus
koperasi bertugas selama 3 tahun, adapun tugas dan kewajiban pengurus koperasi
adalah:
·
Mengatur
kebijaksanaan guna melaksanakan segala sesuatu yang telah ditetapkan dalam
rapat anggota
·
Mengatur
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi anggota
·
Menyelenggarakan
rapat anggota
·
Memberikan
pertanggung jawaban pada rapat anggota
·
Wajib memelihara
buku daftar anggota dan pengurus
·
Mewakili
kopewrasi dimuka dan diluar pengadilan.
v Pengawas
Pengawas
adalah suatu badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan terhadap kinerja
pengurus.pengawas berhak mendapatkan setiap laporan pengurus, tapi harus
merahasiakan dari pihak ketiga.
2.8 Sisa Hasil Usaha
Didalam koperasi tidak dikenal istilah “keuntungan”.
Kalau istilah ini dipakai maka penggunaannya mempunyai pengertian yang lain
dari pada pengertian umum.
Menurut
pasal 45 ayat 1 UU No. 25/1992 “sisa hasil usaha koperasi merupakan
pendapatan koperasi yang diperoleh dealam satu tahun buku dikurangi biaya,
penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahu buku yang
bersangkutan”.
Pembagian sisa hasil usaha koperasi
Didalam
tiap-tiap koperasi seharusnya sudah
ditentukan bagaimana cara membagai sisa hasil usaha itu. Dengan demikian
pembagian sisa hasil usaha koperasi dilakukan menurut anggaran dasar.
Cara pembagian sisa hasil usaha
sebagai berikut :
Ø 25% untuk
cadangan
Ø 30% untuk
anggota menurut perbandingan banyaknya pembelian pada koperasi
Ø 20% untuk
anggota penyimpan
Ø 10% untuk
dana pengurus
Ø 5% untuk
dana karyawan
Ø 5% untuk dana
pendidikan koperasi
Ø 2,5% untuk
dana social
Ø 2,5% untuk
dana pembangunan daerah kerja.
Menurut
UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 2
“ pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasrkan modal
yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan
jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan
kekeluargaan dan keadilan”.
Sistem Informasi
Manajemen adalah prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu
organisasi dan disatukan, jika dipandang perlu dengan maksud memberikan data
kepada manajemen setiap waktu baik data yang bersifat intern maupun ekstern
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan (Davis,1997).
Empat macam pengolahan data yang
penting untuk diketahui :
·
Manual yaitu operasi
data dengan tangan dan bantuan alat-alat yang penting seperti pensil,kertas dan
mistar hitung.
·
Elektronik yanitu
penggabungan dari orang dengan mesin catat.
·
Punched Card Equipment,
mengandung penggunaan semua alat yang dipergunakan dalam apa yang disebut
sebagai suatu sistem warkat inti.
·
Electronic Computer
yaitu suatu susunan alat-alat masukan, suatu unit pengolahan data dari pusat
dan alat-alat keluaran. Unit pengolahan pusat terdiri dari empat komponen pokok
yaitu arithmethic logic, control unit, penyimpanan dan concole (Moekijat,1986).
Dalam proses
penyampaian informasi tersebut tentu harus ada pihak yang bertanggungjawab dan
mengelola informasi tersebut. Pengurus merupakan pihak yang bertanggungjawab
terhadap distribusi informasi kepada anggota. Pengurus juga berkewajiban untuk
mengelola informasi dengan memilih informasi-informasi yang dibutuhkan anggota.
Selain itu ketua kelompok tani yang menjadi anggota KUD Getasan juga
bertanggungjawab terhadap penyampaian informasi kepada KUD agar nantinya
pengurus juga mengetahui aspirasi dari anggotanya.
2.10 Lambang Koperasi
`
Lambang Koperasi
memiliki arti sebagai berikut:
1.
Rantai
melambangkan persatuan dan persahabatan yang kokoh
2.
Roda gigi menggambarkan
upaya keras yang ditempuh secara terus menerus
3.
Kapas dan padi
berarti menggambarkan kemakmuran rakyat yang diusahakan koperasi
4.
Timbangan
berartikeadilan social sebagai salah satu dasar koperasi
5.
Bintang dalam
perisai berarti pancasila, merupakan landasan ideal koperasi
6.
Pohon beringin
menggambarkan sifat kemasyarakatan dan kepribadian Indonesia yang kokoh dan
berakar
7.
Koperasi
Indonesia menandakan lambang kepribadian koperasi rakyat Indonesia
8.
Warna merah
putih menggambarkan sifat nasional Indonesia.
2.11 Pembubaran Koperasi
Yang berhak membubarkan Koperasi adalah :
1.
Rapat anggota
koperasi sebagai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi, rapat anggota
koperasi berhak melakukan pembubaran koperasi. Dengan artian telah
mempertimbangkan baik buruknya mengenai hal itu.
2.
Pemerintah juga
berhak melakukan pembubaran koperasi. Hal ini dilakukan apabila dalam rapat
anggota koperasi tidak dapat mengambil
keputusan
Pemerintah melakukan pembubaran koperasi apabila :
a.
Koperasi sudah
tidak memenuhi undang-undang
b.
Kegiatan
koperasi bertentangan dengan ketertuban umum dan kesusilaan
c.
Koperasi sudah
tidak dapat diharapkan lagi berjalan dengan baik.
2.12 Contoh Koperasi
Koperasi
Sejahtera Bersama
KOPERASI
SEJAHTERA BERSAMA (KSB) adalah koperasi yang bergerak dalam berbagai bidang
usaha antara lain Usaha Simpan Pinjam dan Usaha Perdagangan yang didirikan pada
bulan Januari Tahun 2004.
Koperasi SEJAHTERA BERSAMA
ingin berperan secara aktif dalam upaya membangun dan mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.
Setiap Unit Usaha Koperasi
SEJAHTERA BERSAMA dikelola oleh para expertise yang telah memiliki pengalaman di bidangnya, sehingga
Unit Usaha Koperasi SEJAHTERA BERSAMA bukan hanya mampu tumbuh dan berkembang
serta menghasilkan keuntungan, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial masyarakat.
Pengawas
Ir. Tedi Setiadi, ST
Ina Aprilia
Pengurus
Ketua : Iwan Setiawan
Wakil Ketua : Dang Zeany K.
Sekretaris : Ir. Dasep Surahman
Bendahara : Vini Noviani, SH, SS
Unit Usaha dan Anak Perusahaan
1. SB Finance (Unit Usaha Simpan Pinjam)
2. SB Mart (Unit Usaha Perdagangan Kebutuhan Pokok)
3. SB Furniture (Unit Usaha Perdagangan Furniture)
4. PT. Faryan Nusantara Sejahtera
5. PT. Cipta Ekatama Nusantara Sejahtera
Ketua : Iwan Setiawan
Wakil Ketua : Dang Zeany K.
Sekretaris : Ir. Dasep Surahman
Bendahara : Vini Noviani, SH, SS
Unit Usaha dan Anak Perusahaan
1. SB Finance (Unit Usaha Simpan Pinjam)
2. SB Mart (Unit Usaha Perdagangan Kebutuhan Pokok)
3. SB Furniture (Unit Usaha Perdagangan Furniture)
4. PT. Faryan Nusantara Sejahtera
5. PT. Cipta Ekatama Nusantara Sejahtera
Mitra Usaha
1. PT. INDOMARCO PRISMATAMA
2. PT. GARANT MOBEL INDONESIA (Olympic Group)
3. PT. FURNIMART MEBELINDO SAKTI
4. PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA (Bringin Life Syariah)
1. PT. INDOMARCO PRISMATAMA
2. PT. GARANT MOBEL INDONESIA (Olympic Group)
3. PT. FURNIMART MEBELINDO SAKTI
4. PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA (Bringin Life Syariah)
Legal Officer
Kantor Advokat dan Konsultan Hukum Radiana, SH & Rahmat Riyadi, SH, Komplek Kopo Permai III Blok 31A No. 1 – Bandung.
Kantor Advokat dan Konsultan Hukum Radiana, SH & Rahmat Riyadi, SH, Komplek Kopo Permai III Blok 31A No. 1 – Bandung.
Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik Dra. Eri Murni, Ak, CPA , Registered Public Accountants and Consultants, Jl. Sawah Lunto No. 48C Manggarai – Jakarta Selatan 12970.
Kantor Akuntan Publik Dra. Eri Murni, Ak, CPA , Registered Public Accountants and Consultants, Jl. Sawah Lunto No. 48C Manggarai – Jakarta Selatan 12970.
Unit Usaha dan Anak Perusahaan
SB Finance
(Unit Usaha Simpan Pinjam)
SB Mart
(Unit Usaha Perdagangan Kebutuhan Pokok)
SB Furniture
(Unit Usaha Perdagangan Furniture)
PT. Faryan
Nusantara Sejahtera
PT. Cipta
Ekatama Nusantara Sejahtera
Mitra Usaha
PT.
INDOMARCO PRISMATAMA
PT. GARANT
MOBEL INDONESIA (Olympic Group)
PT.
FURNIMART MEBELINDO SAKTI
PT. ASURANSI
JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA (Bringin Life Syariah)
Produk simpanan:
1.
Simpanan
Berjangka Sejahtera Prima
Program simpanan berjangka SEJAHTERA PRIMA adalah
simpanan pada Koperasi Sejahtera Bersama yang penyetorannya dilakukan hanya
sekali. Simpanan diperlakukan sebagai investasi yakni dana tersebut
dimanfaatkan secara produktif dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil sesuai dengan masa simpanannya.
Manfaat
Bagi Hasil / Jasa Simpanan yang kompetitif diberikan
secara tunai pada saat jatuh tempo masa simpanan atau setiap bulan.
Membantu perencanaan program investasi masyarakat.
Membantu pengembangan ekonomi nasional khususnya usaha
kecil dan menengah.
Investa Prima
Program simpanan berjangka SEJAHTERA PRIMA adalah
simpanan pada Koperasi Sejahtera Bersama yang penyetorannya dilakukan hanya
sekali. Simpanan diperlakukan sebagai investasi yakni dana tersebut
dimanfaatkan secara produktif dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil untuk masa simpanan 5 tahun, 7 tahun, dan 10 tahun.
Manfaat
Membantu perencanaan keuangan dalam rangka menyiapkan
dana untuk masa datang dengan keuntungan dan manfaat optimal. Jika pemegang
simpanan berumur panjang sampai dengan akhir masa simpanan, dibayarkan dana
simpanan berjangka INVESTA PRIMA yang terbentuk sampai dengan akhir masa
simpanan yang nilainya terus meningkat setiap tahun.
2.
Jaminan Asuransi
Jiwa*
Sejak menabung sampai dengan masa simpanan berakhir,
pemegang simpanan mendapatkan perlindungan asuransi jiwa sebagai berikut:
Jaminan
asuransi meninggal akibat kecelakaan sebesar 500% (lima ratus persen) dari
Simpanan Awal maksimal sebesar Rp 400.000.000,00.
Jaminan
asuransi meningal akibat sakit (bukan akibat kecelakaan) sebesar 250% (dua
ratus lima puluh persen) dari Simpanan Awalmaksimal sebesar Rp 200.000.000.00.
Apabila
pemegang simpanan meninggal dunia pada masa simpanan, dibayarkan manfaat
INVESTA PRIMA sebesar Simpanan Terbentuk ditambah Jaminan Asuransi.
3. Beasiswa Sejahtera
Program Tabungan BEASISWA SEJAHTERA adalah tabungan
pada Koperasi SEJAHTERA BERSAMA yang dirancang khusus untuk memberikan proteksi
biaya pendidikan anak.
Manfaat
Memberikan proteksi biaya pendidikan anakl sehingga
tersedia dana kelangsungan belajar secara pasti.
Jaminan Asuransi Jiwa*
Apabila
Pemegang simpanan meninggal dunia pada masa simpanan, dibayarkan manfaat
tabungan BEASISWA SEJAHTERA sebesar Jaminan Asuransi tanpa dikurangi dengan
dana kelangsungan belajar yang pernah diterima dan dana kelangsungan tetap
dibayarkan sesuai dengan jadwal tersebut di atas, tanpa harus membayar cicilan
tabungan.
4. Multiguna Sejahtera
Program Tabungan MULTIGUNA SEJAHTERA adalah tabungan
pada Koperasi SEJAHTERA BERSAMA yang dirancang khusus membantu perencanaan
keuangan dalam rangka menyiapkan dana di masa depan untuk berbagai kebutuhan
seperti persiapan masa pensiun, perjalanan ibadah dan lainnya.
Manfaat
Membantu perencanaan keuangan dalam rangka menyiapkan
dana di masa depan untuk berbagai kebutuhan. Target simpanan meningkat setiap
tahun sebesar 10% dari tahun sebelumnya sedangkan pembayaran cicilan tabungan
tetap.
Jaminan Asuransi Jiwa*
5. ONH Sejahtera
Program Tabungan ONH SEJAHTERA adalah tabungan pada
Koperasi SEJAHTERA BERSAMA yang dirancang khusus membantu perencanaan keuangan
dalam rangka menyiapkan dana untuk menunaikan ibadah haji atau umroh.
Manfaat
-
Membantu
perencanaan keuangan dalam rangka menyiapkan dana untuk menunaikan ibadah haji
atau umroh.
-
Target simpanan
meningkat setiap tahun sebesar 10% dari tahun sebelumnya sedangkan pembayaran
cicilan tabungan tetap.
-
Jaminan Asuransi
Jiwa*
Tahapan Sejahtera
Program Tabungan Tahapan Sejahtera adalah simpanan
pada Koperasi SEJAHTERA BERSAMA yang dirancang khusus untuk membantu
perencanaan keungan dalam rangka menyiapkan dana untuk berbagai kebutuhan
jangka pendek.
Manfaat
-
Membantu
perencanaan keuangan dalam rangka menyiapkan dana untuk berbagai kebutuhan
jangka pendek.
-
Jaminan asuransi
jiwa*
Sejak menabung sampai dengan masa simpanan berakhir,
mendapatkan perlindungan asuransi jiwa dengan jumlah uang asuransi sebesar
target simpnan dikurangi jumlah tabungan terbentuk maksimal Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah).
Apabila
pemegang simpanan meninggal dunia pada masa simpanan, dibayarkan manfaat
Tabungan Tahapan Sejahtera sebesar tabungan terbentuk ditambah Jaminan Asuransi
tanpa dikurangi dengan dana tahapan yang pernah diterima.
Pinjaman Komersial
PENGERTIAN
Pinjaman Komersial adalah pinjaman yang diberikan
kepada pengusaha, pedagang, atau pegawai yang digunakan untuk modal kerja atau
modal usaha dengan jaminan benda bergerak atau benda tidak bergerak
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Koperasi
Indonesia adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial , beranggotakan
orang-orang atau badan hukum yang merupakan tata susunan ekonomi usaha bersama
atas asas kekeluargaan. Suatu
organisasi tentunya membutuhkan sistem informasi yang akurat agar dalam
perjalanan organisasi tersebut dapat berjalan dinamis. Begitu juga dengan
koperasi sebagai organisasi juga membutuhkan sistem informasi manajemen, baik
yang berasal dari anggota ke pengurus ataupun
sebaliknya. Informasi yang berasal dari anggota bermanfaat agar pengurus mengetahui aspirasi
dari anggota. Kemudian informasi dari pengurus berguna agar anggota mengetahui
kebijakan, program kerja serta informasi lain yang dibutuhkan anggota. Dengan
adanya keseimbangan informasi tersebut maka diharapkan akan tercipta hubungan
yang baik antara pengurus dengan anggota maupun dengan pihak-pihak terkait.
3.2 Saran
Setelah
melakukan penulisan makalah tentang
KUD Getasan maka terdapat beberpa saran, yaitu:
-
Peningkatan partisipasi
anggota dalam segala bentuk kegiatan yang dilaksanakan agar nantinya koperasi
dapat meningkatkan perannya sebagai lembaga pembelajaran bagi anggota.
-
Diadakan penyuluhan
kepada anggota agar distribusi informasi dapat berjalan dengan baik.
-
Menjalin kerja sama
dengan pihak luar agar perkembangan koperasi
dapat maksimal.
-
Dalam penyampaian
informasi sebaiknya terdapat sistem yang jelas dan berlangsung dua arah antara
pengurus dengan stakeholders.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rizal, (1992). Koperasi, Penerbit Barindo, Jakarta.
Bambang, (1997). Manajemen
Koperasi, Penerbit BPFE-UGM,Yoyakarta
Chaniago
1998 : 14. Koperasi di Indonesia, Lembaga penerbit, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Djarot Siwidjatmo, 1992, Koperasi Di Indonesia, Lembaga Penerbit,
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Ikatan
Akuntan Indonesia,
1999: 27 .1, Prinsip
Koperasi, Lembaga
Penerbit, Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia Jakarta.
Soemitro
Djojohadikusumo,
Badan Hukum Koperasi, Andi Offset, Yogyakarta
Langganan:
Postingan (Atom)