Pemilihan Kepala Daerah di Daerah
Khusus Ibukota Jakarta masih setahun lagi namun persaingan untuk memperebutkan
jabatan prestesius tersebut sudah mulai menghangat.
Direktur Sinergi Data Indonesia
Barkah Pattimahu berpendapat, akan ada dua skenario yang mungkin terjadi pada
pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Pertama, calon dari
jalur perseorangan melawan calon dari koalisi parpol. Kedua, pertarungan antara
calon perseorangan, koalisi PDI-P, dan koalisi Partai Gerindra.
Seperti diberitakan sebelumnya,
Gubernur petahana DKI, Basuki Tjahaja Purnama, berulang kali menyatakan
tekadnya untuk maju lewat jalur perseorangan. Dia akan menggandeng Heru Budi
Hartono, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta, sebagai
calon pendampingnya dalam Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta
2017-2022.
Di sisi lain, ada dua parpol besar
yang diyakini akan memainkan peran kunci dalam pilkada DKI ini, yakni PDI-P dan
Partai Gerindra. Gerindra bahkan sudah menggelar proses penyaringan bakal calon
dengan mengumpulkan sejumlah nama tokoh.
Dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu
(13/3/2016), Barkah memaparkan hasil survei lembaganya pada 2-12 Februari 2016.
Berdasarkan survei itu, popularitas Basuki mencapai 97,2 persen. Sebanyak 72,2
persen dari 500 responden memberi penilaian baik atau sangat baik atas kinerja
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah Basuki.
Namun, Basuki hanya memiliki 27,8
persen pemilih loyal. "Ada 21 persen pemilih yang loyal pada calon lain
dan 51,2 persen lainnya masih ragu-ragu," ujarnya.
Direktur Indonesia Public Policy
Institute Agung Suprio menilai, pengumpulan KTP menjadi tantangan berat bagi
Basuki yang memutuskan maju melalui jalur perseorangan. Bahkan, Agung
berpendapat langkah Basuki maju di jalur perseorangan merupakan tindakan nekat.
Selain butuh perjuangan mengumpulkan KTP, Basuki akan menghadapi kekuatan
parpol, termasuk PDI-P yang memiliki tiket untuk mengajukan calon.
Bertemu tokoh masyarakat
Dalam perkembangan lain, salah satu
kandidat kuat calon gubernur dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno, terus
mengintensifkan sosialisasi di masyarakat. Minggu sore, Sandi-panggilan akrab
Sandiaga-menggelar pertemuan dengan para tokoh masyarakat dan organisasi
masyarakat (ormas) di Ciracas, Jakarta Timur.
Dalam acara tersebut, turut hadir
Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Syarif;
perwakilan dari Front Pembela Islam (FPI), Ismail; perwakilan Forum Betawi
Rempug (FBR), Fajri; Sekretaris Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Maah;
dan tokoh masyarakat dari Kecamatan Ciracas, Makasar, Cipayung, dan Pasar Rebo.
Dalam sosialisasi yang dihadiri
puluhan warga tersebut, Sandiaga memperkenalkan dirinya kepada masyarakat
sebagai bakal calon gubernur dari Partai Gerindra. Dalam kesempatan tersebut,
ia juga meminta warga untuk mendukungnya dalam pemilihan gubernur tahun depan.
Ia juga melakukan tanya jawab untuk mendengarkan aspirasi dari warga.
Menurut Sandiaga, sosialisasi yang
ia lakukan tidak hanya berdasarkan di basis suara Partai Gerindra. Ia akan
melakukan sosialisasi di seluruh wilayah Jakarta. Bahkan, sosialisasi juga akan
dilakukan ke partai-partai lain, seperti PDI-P, PKS, dan Demokrat.
Meski demikian, ia berharap
sosialisasi yang dilakukannya tidak menjadikan suara Partai Gerindra terpecah.
Hal tersebut karena ada dua bakal calon lain, yakni Biem Benjamin dan Mohamad
Sanusi yang masih bersaing dalam tahap penjaringan internal Partai Gerindra.
"Jika Partai Gerindra
mencalonkan yang lain, saya akan tetap mendukung," ujar Sandiaga. Ketua Tim Penjaringan Calon
Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Syarif, mengatakan, partainya akan
menentukan nama calon gubernur yang diusung sekitar 20 Juni 2016. Saat ini,
partainya masih melakukan komunikasi dengan partai lain dalam menentukan
pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Menurut Syarif, dalam survei
terakhir yang dilakukan Partai Gerindra pada 20 Februari 2016, Sandiaga Uno
mendapatkan 11 persen, sedangkan Basuki Tjahaja Purnama 31 persen. Survei
dilakukan ketika Ridwan Kamil belum mengundurkan diri sebagai bakal calon gubernur
dari Partai Gerindra. "Bakal calon gubernur dari Partai Gerindra yang
paling unggul Sandiaga Uno," ujar Syarif.
Tahapan pilkada
Ketua Komisi Pemilihan Umum DKI
Jakarta Sumarno berpendapat bahwa kemunculan kandidat calon gubernur merupakan
hal yang wajar dalam demokrasi. Kehadiran semakin banyak calon akan memberi
lebih banyak pilihan bagi warga Jakarta.
"Asalkan proses pencalonan dan
kampanye berjalan sesuai dengan hukum, saya yakin, calon-calon tersebut adalah
yang terbaik bagi warga Jakarta," ujar Sumarno, Jumat (11/3).
Agenda resmi Pilkada DKI 2017
memang belum diumumkan oleh KPU pusat. Namun, Sumarno memaparkan tahap
persiapan untuk Pilkada 2017 di DKI direncanakan akan dimulai akhir April 2016.
Dalam tahap itu, KPU DKI akan membentuk panitia-panitia ad hoc dan pemutakhiran
daftar pemilih tetap (DPT).
Penyerahan dokumen persyaratan
calon perseorangan akan dilakukan pada awal Agustus. Tiga jenis dokumen yang
harus diserahkan adalah surat pernyataan dukungan, lampiran kartu identitas
kependudukan para pendukung, serta rekapitulasi jumlah dan sebaran pendukung.
"Untuk DKI, calon perseorangan
minimal harus didukung oleh 532.213 orang atau 7,5 persen dari DPT pemilu
presiden yang lalu," ujar Sumarno. Selain itu, calon perseorangan juga
harus didukung minimal di empat wilayah kota administrasi di Provinsi Jakarta.
KPU akan memverifikasi
dokumen-dokumen tersebut dan akan mengumumkan apakah seorang calon perseorangan
dapat mendaftarkan diri atau tidak. Setelah itu, pendaftaran untuk calon
perseorangan dan parpol direncanakan akan dibuka awal Oktober.
Pengumuman dan penetapan calon
definitif akan dilakukan pada akhir Oktober, berbarengan dengan pengambilan
nomor urut. Kampanye akan dilangsungkan mulai November dan pencoblosan akan
dilakukan pada Februari 2017. "Kira-kira seperti itu agenda pilkada.
Jadwal pastinya masih menunggu kabar dari KPU pusat," ujar Sumarno.
Referensi:
Kompas. 19 Maret 2016.
"Sandiaga Uno Sebut 60 Persen Warga Jakarta Ingin Pemimpin Baru", hal
2.
Kompas. 16 April 2016. "Kandidat
Pertahanan Maju Independen, Pilkada DKI Diprediksi Meriah", hal 20.
Kompas. 17 April 2016. "Ini
Saingan Berat Ahok di Pilgub DKI 2017", hal 15.
Republika. 1 April 2016.
"Pengamat: Ahok Paling Kuat Belum Tentu Menang", hal 23.
Tempo. 2 April 2016. "Ini
Saran Ahli untuk Melawan Ahok di Pilkada DKI 2017", hal 8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar