Jumat, 18 November 2016

Review Presentasi Kelompok 5 - Kelompok 7

Kelompok 5 : Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika dalam Pasar Kompetitif Jenis Pasar


Jenis-jenis Pasar
A. Pasar Persaingan Sempurna

        Suatu pasar dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, barang yang didagangkan adalah barang homogen atau barang yang sama dan penjual tidak memiliki kebebasan dalam menentukan harga. Dalam pasar persaingan sempurna produsen bisa keluar dan masuk pasar dengan sangat mudah. Dilihat dari persaingan diuar harga, pasar persaingan sempurna tidak memiiki persaingan di luar harga.

Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
* Jumlah penjual dan pembeli yang banyak
* Produk yang di perdagangkan sama atau bisa di bilang homogen
* Pemerintah tidak ikut campur tangan dalam proses pembentukan harga
* Posisi tawar menawar konsumen kuat
* Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran
* Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar ini


B. Pasar Monopoli
        Pasar monopoli merupakan suatu pasar yang hanya memiliki satu penjual saja sehingga pembeli tidak punya pilihan dan penjual memiliki pengaruh besar dalam perubahan harga. Dalam pasar monopoli hanya terdapat satu perusahaan atau penjual. Dan barang yang didagangkan pada pasar monopoli adalah barang yang unik atau langka.

Ciri-ciri pasar monopoli :
* Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran
* Tidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip
* Produsen memiliki kekuatan menentukan harga
* Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada hambatan berupa keunggulan perusahaan 


C. Pasar Oligopoli
        Pasar oligopoli yaitu pasar yang hanya terdapat beberapa produsen di dalamnya yang saling mempengaruhi dan bersaing dalam kualitas barang. Pasar oligopoli memiliki sedikit perusahaan atau produsen. Dengan menghasilkan barang standar atau berbeda corak, dalam pasar oligopoli adakalanya produsen tangguh dan adakalanya lemah dalam memengaruhi harga serta cukup sulit bagi produsen untuk keluar masuk pasar.

Ciri-ciri pasar Oligopoli :
* Terdapat beberapa penjual atau pembeli yang menguasai pasar
* Barang yang diperjual-belikan dapat homogen dan dapat pula berbeda corak
* Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk masuk ke dalam pasar.


E. Etika Dalam Pasar Persaingan Sempurna

        Pasar kompetitif sempurna terjadi apabila terdapat banyak sekali produsen yang menciptakan barang dengan kualitas dan karakteristik yang sama dan juga terdapat konsumen yang banyak. Ada dua etika yang harus di pegang oleh para pelaku pasar agar pasar selalu dalam kondisi ideal dan fairness, yaitu:
1. Adanya optimasi manfaat barang oleh pembeli dan penjual. Dapat diartikan sebagai pertemuan antara kebutuhan pembeli dengan penawaran barang oleh penjual. Bertemunya dua hal ini, menjadikan barang yang ditransaksikan membawa manfaat, dan menghilangkan kemubadziran dan kesia-siaan.
2. Pasar harus dalam kondisi ekuiblirium. Teori ekonomi mengenal ekuiblirium sebagai titik pertemuan antara demand dan supply. ekuiblirium diartikan sebagai titik pertemuan persamaan hak antara pembeli dan penjual. Hak yang seperti apa Hak pembeli untuk mendapatkan barang dan hak penjual untuk mendapatkan uang yang sepantasnya dari barang yang dijualnya. Dalam konteks hak ini, kewajiban-kewajiban masing-masing pihak harus terpenuhi terlebih dahulu, kewajiban bagi penjual untuk membuat produk yang berkualitas dan bermanfaat dan bagi pembeli untuk membayar uang yang sepantasnya sebagai pengganti harga barang yang dibelinya.

Etika-etika bisnis harus dipegang dan diaplikasikan secara nyata oleh pelaku pasar. Selain itu, setiap negara telah mempersiapkan SDM yang berkualitas yang siap berkompetisi. Mereka bisa menjalin kemitraan guna meningkatkan jumlah produksi dan memenuhi satu sama lain sehingga konsumen akan tertarik untuk mengkonsumsi produk tersebut.


*



Kelompok 6 : Perspektif Etika Bisnis dalam Ajaran Islam dan Barat, Etika Profesi


Beberapa Aspek Terkait dengan Bagaimana Islam Memandang Etika dalam Bisnis 
1. Islam mengajarkan agar dalam berbisnis, seorang muslim harus senantiasa berpijak kepada aturan yang ada dalam agama, utamanya bagaimana pengusaha tidak hanya memikirkan kepentingan sendiri, namun juga bisa membina hubungan yang harmonis dengan konsumen atau pelanggan, serta mampu menciptakan suasana saling meridhoi dan tidak ada unsur eksploitasi. Hal ini sebagaimana ketentuan dalam Al-Qur’an yang memberi pentunjuk agar dalam bisnis tercipta hubungan yang harmonis, saling ridha, tidak ada unsur eksploitasi (QS. 4:29) dan bebas dari kecurigaan atau penipuan, seperti keharusan membuat administrasi transaksi kredit (QS. 2: 282). 
2. Bekerja dalam konteks Islam harus didasari atau berlandaskan kepada iman. Dalam kaitan iman, berbisnis tidak semata-mata mengejar keuntungan duniawi, melainkan seorang muslim harus senantiasa ingat bahwa apa pun yang ia kerjakan harus diimbangi dengan komitmen kecintaan kepada Allah. Dengan demikian, Iman akan membawa usaha yang dilakukan seorang muslim jauh dari hal-hal yang dilarang dalam hukum jual beli seperti riba, menipu pembeli, dan sejenisnya. 


Aspek Etika Berbisnis Dalam Islam 
1. Kesatuan (Tauhid/Unity) 
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini maka islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horisontal, membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam. 
2. Keseimbangan (Equilibrium/Adil) 
Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan. Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta untuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selalu dikurangi. Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan. 
3. Kehendak Bebas (Free Will) 
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya. Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah. 
4. Tanggung jawab (Responsibility) 
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertaggungjawabkan tindakanya secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya. 
5. Kebenaran: kebajikan dan kejujuran 
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. 





Kelompok 7 : Pengertian Budaya Organisasi dan Perusahaan, Hubungan Budaya dan Etika, Kendala dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis Etis 


Pengertian Budaya Organisasi 
        Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi.


Fungsi Budaya Organisasi 
1. Sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang dipandang baik atau tidak baik, menentukan yang benar dan yang salah.
2. Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para anggotanya.
3. Menumbuhkan komitmen sepada kepentingan bersama di atas kepentingan individual atau kelompok sendiri.
4. Sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi.
5. Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan.


Pedoman Tingkah Laku
        Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.


Hubungan Etika dan Budaya
        Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah, baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang etika perusahaan, etika kerja, dan etika perorangan, yang menyangkut hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya, dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan.


Pengaruh Etika Terhadap Budaya
        Etika seseorang dan etika bisnis adalah satu kasatuan yang terintegrasi sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok, yang kemudian menjadi perilaku organisasi yang akan berpengaruh terhadap budaya perusahaan. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budayau perusahaan, maka akan berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan dan akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan kinerja karyawan.
        Terdapat pengaruh yang signifikan antara etika seseorang dariu tingkatan manajer terhadap tingkah laku etis dalam pengambilan keputusan. Kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan pekau terhadap adanya masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sosial budaya, dan masyarakat dimana dia berada. Budaya perusahaan memberikan sumbangan yang sangat berartiu terhadap perilaku etis. Perusahaan akan menjadi lebih baik jika mereka membudayakan etika dalam lingkungan perusahaannya.


Kendala dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis yang Etis 
        Mentalitas para pelaku bisnis, terutama top management yang secara moral rendah, sehingga berdampak pada seluruh kinerja Bisnis. Perilaku perusahaan yang etis biasanya banyak bergantung pada kinerja top management, karena kepatuhan pada aturan itu berjenjang dari mulai atas ke tingkat bawah. Kendala dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis yang Etis, yaitu :
1) Faktor budaya masyarakat yang cenderung memandang pekerjaan bisnis sebagai profesi yang penuh dengan tipu muslihat dan keserakahan serta bekerja mencari untung.
2) Faktor sistem politik dan sistem kekuasaan yang diterapkan oleh penguasa sehingga menciptakan sistem ekonomi yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal ini dapat terlihat dalam bentuk KKN.

Sabtu, 22 Oktober 2016

Review Presentasi Kelompok 1 - Kelompok 4

Kelompok 1 : Definisi Etika dan Bisnis sebagai Sebuah Profesi
Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat istiadat (kebiasaan). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Pengertian Etika Bisnis secara sederhana adalah : cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Semuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat itu sendiri.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.

Kelompok 2 : Prinsip Etika dalam Bisnis serta Etika dan Lingkungan
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.
1. Prinsip Otonomi adalah prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2. Prinsip Kejujuran adalah prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
3. Prinsip Tidak Berniat Jahat merupakan prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
4. Prinsip Keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
5. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan prinsip yang mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.

Prinsip Etika di Lingkungan Hidup
Prinsip – prinsip etika lingkungan merupakan bagian terpenting dari etika lingkungan yang bertujuan mengarahkan pelaksanaan etika lingkungan agar tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, Pada lingkung yang lebih luas lagi diharapkan etika lingkungan mampu menjadi dasar dalam penentuan kebijakan pembangunan berkelanjutan yang akan dilaksanakan. Etika lingkungan hidup diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sikap hormat terhadap alam atau respect for nature.
Alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja karena kehidupan manusia bergantung pada alam tetapi juga karena manusia adalah bagian dari alam. Manusia tidak diperbolehkan merusak, menghancurkan, dan sejenisnya bagi alam beserta seluruh isinya tanpa alasan yang dapat dibenarkan secara moral.
2. Prinsip tanggung jawab atau moral responsibility for nature.
Prinsip tanggung jawab disini bukan saja secara individu tetapi juga secara berkelompok atau kolektif. Setiap orang dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam semesta ini sebagai milik bersama dengan cara memiliki yang tinggi, seakan merupakan milik pribadinya.
3. Solidaritas kosmis atau cosmic solidarity.
Solidaritas kosmis mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan dan menyelamatkan semua kehidupan di alam. Alam dan semua kehidupan di dalamnya mempunyai nilai yang sama dengan kehidupan manusia. Solidaritas kosmis juga mencegah manusia untuk tidak merusak dan mencermati alam dan seluruh kehidupan di dalamnya. Solidaritas kosmis berfungsi untuk mengontrol perilaku manusia dalam batas-batas keseimbangan kosmis, serta mendorong manusia untuk mengambil kebijakan yang pro-lingkungan atau tidak setuju setiap tindakan yang merusak alam.

Kelompok 3 : Model Etika dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etika Manajerial
Model Etika Dalam Bisnis    
Carroll dan Buchollz (2005) dalam Rudito (2007:49) membagi tiga tingkatan manajemen dilihat dari cara para pelaku bisnis dalam menerapkan etika dalam bisnisnya
1. Immoral manajemen
Tingkatan terendah dari model manajemen dalam menerapkn prinsip-prinsip etika bisnis. Manajemen yang memiliki manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya.
2. Amoral Manajemen
Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moral dalam manajemen adalah Amoral Manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali yang disebut dengan etika atau moralitas Ada 2 jenis lain manajemen tipe amoral ini, yaitu:
a. Manajemen yang dikenal tidak sengaja berbuat amoral (unintentional amoral manager). Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahkan segala keputusan bisnis yang mereka perbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung akan memberiakan efek pada pihak lain.
b. Tipe Manajer yang sengaja berbuat amoral Manajemen dengan pola ini sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang harus jalankan, namun terkadang secara sengaja melanggar etika tersebut, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis mereka misalnya ingin melakukan efisiensi dan lain-lain.
3. Moral Manajemen
Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis adalah moral manajemen. Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakan pada level standar tertinggi dari segala bentuk perilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang termasuk dalam tipe ini tidak hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku, namaun juga telah terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya. Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini tentu saja menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi jika hanya bisnis yang dijalankan dapat diterima secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku.

Kelompok 4 : Norma dan Etika dalam Pemasaran, Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Finansial
Etika bisnis di Bidang Pemasaran
Dalam setiap produk harus dilakukan promosi untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa agar mudah dan cepat dikenali oleh masyarakat dengan harapan kenaikan pada tingkat pemasarannya.
Promosi sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi menjadi diketahui oleh publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang mengatur bagaimana cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak melanggar peraturan yang berlaku, etika ini juga diperlukan agar dalam berpromosi tidak ada pihak-pihak yang dirugikan oleh tekhnik promosi.
Etika Produksi
Dalam proses produksi, subuah produsen pada hakikatnya tentu akan selalu berusaha untuk menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak banyaknya. Dalam upaya produsen untuk memperoleh keuntungan, pasti mereka akan melakukan banyak hal untuk memperolehnya. Termasuk mereka bisa melakukan hal hal yang mengancam keselamataan konsumen. Padahal konsumen dan produsen bekerjasama. Tanpa konsumen, produsen tidak akan berdaya. Seharunyalah produsen memeberi perhatian dan menjaga konsumen sebagai tanda terima kasih telah membeli barang atau menggunakan jasa yang mereka tawarkan. Namun banyak produsen yang tidak menjalankan hal ini. Produsen lebih mementingkan laba. Seperti banyaknya kasus kasus yang akhirnya mengancam keselamatan konsumen karena dalam memproduksi, produsen tidak memperhatikan hal hal buruk yang mungkin terjadi pada konsumen. Bahkan, konsumen ditipu, konsumen ditawarkan hal-hal yang mereka butuhkan, tapi pada kenyataannya, mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan mereka tidak memperoleh sesuai dengan apa yang ditawarkan.
Pengertian Etika Manajemen SDM
Etika manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip etika tehadap hubungan dengan sumber daya manusia dan kegiataannya.

Minggu, 25 September 2016

Definisi, Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Etika Bisnis

Definisi Etika Bisnis
        Etika Bisnis, pertama adalah kata etika, Menurut bahasa Yunani kata etika berawal dari kata ethos yang memiliki arti sikap, perasaan, akhlak, kebiasaan, watak. Kata kedua adalah bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha. Jadi, jika kedua kata digabung dapat diartikan suatu tata cara yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis. Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam aspek, baik dari individu, kebijakan, serta perilaku berbisnis.
        Untuk menyusun etika bisnis yang baik, maka perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu tentang pengendalian diri, pertanggungjawaban sosial, menjadikan persaingan secara sehat, penerapan konsep yang berkelanjutan, dapat mempertahankan keyakinannya, konsisten dengan sebuah aturan yang sudah disepakati bersama, penumbuhan kesadaran serta rasa memiliki dengan apa yang sudah disepakati, menciptakan suatu sikap untuk saling percaya pada antar golongan pengusaha.

Tujuan Etika Bisnis
        Adapun tujuan etika bisnis adalah untuk menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis seadil mungkin serta menyesuaikan hukum yang sudah dibuat. Selain itu, juga dimaksudkan untuk menghilangkan ketergantungan pada sebuah kedudukan individu maupun perusahaan.

Fungsi Etika Bisnis
Adapun fungsi etika bisnis :
1. Dapat mengurangi dana yang diakibatkan dari pencegahan yang kemungkinan terjadinya friksi atau perpecahan, baik dari intern perusahaan itu sendiri maupun ekstern.
2. Membangkitkan motivasi pekerja agar terus meningkat, melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau berniaga, serta dapat meciptakan keunggulan dalam bersaing.

        Secara umum, suatu tindakan perusahaan yang kurang etis akan membuat konsumen menjadi terpancing dan pada akhirnya muncullah sebuah tindakan pembalasan. Seperti contoh adanya larang beredarnya suatu produk, gerakan pemboikotan, dan yang sejenisnya, maka yang terjadi adalah penurunan nilai jual dan juga perusahaan.

Prinsip Etika Bisnis
1. Kejujuran ketika berkomunikasi dan bersikap
Dalam menjalankan suatu usaha dan membangun kepercayaan diperlukan bersikap jujur dalam segala hal.
2. Integritas
Dalam beretika bisnis diperlukan integritas (konsistensi antara pemikiran, perkataan, dan perbuatan).
3. Memenuhi janji serta komitmen yang dibuat
Seorang pebisnis harus dapat memegang teguh setiap kata yang diucapkan termasuk janji serta komitmen yang pernah dibuat.
4. Loyalitas
Loyalitas sangat penting dalam berbisnis, dikarenakan bisnis yang sudah dijalankan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya konflik. Keloyalan dapat ditunjukan dengan bekerja keras sesuai dengan visi misi perusahaan serta mampu membedakan urusan kantor dengan masalah pribadi. Loyalitas juga dapat terlihat dari keseriusan Anda mengembangkan bisnis yang dijalani.

Pendekatan Dasar Etika Bisnis
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:
1. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.


Sumber:

Baron, (2003, 34) Etika Bisnis. Balai pustaka Jakarta.

Bertens, K, 2000. Pengantar Etika Bisnis, Edisi Keenam, Yogyakarta: Kanisius.

N.Nuryesrnan M, Moral dan Etika Dalam Dunia Bisnis, Bank dan Manajemen, Mei/Juni 1996.

Munir Fuady ,(2005). Pengantar Bisnis Hukum (Menata Bisnis Modern di Era Global)

Purba Victor, Hukum Bisnis Dalam Kegiatan Bisnis Para Manajer, Manajemen, 1993. Dunia Bisnis, Warta Ekonomi, No. 29, Desember 1994.

Watu Yohanes Vianey. (2010). Etika Bisnis.Program Magister Manajemen UNIKA Kupang.

Jumat, 01 Juli 2016

Kisah Manusia Gerobak yang Memilukan Hati

Manusia gerobak di Sawah Besar, Jakarta Pusat. 
Selama sembilan tahun manusia gerobak ini berada di bawah garis kemiskinan. Walaupun keberadaannya di Ibu Kota Jakarta yang penuh dengan gedung menjulang dan perkantoran mewah, tak membuat manusia gerobak ini hidup layak.

Yudi salah satu manusia gerobak yang biasa mangkal di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat. Dia mengatakan, selama ini dirinya beraktivitas di gerobak yang terbuat dari seng dan kayu.

"Saya sudah sembilan tahun di sini, sehari-hari yaa begini saja saya di gerobak biasanya kerja cari kardus bekas buat di jual ke pengepul," kata Yudi.

Keberadaannya di Jakarta bukan tanpa resiko. Kata pria berusia 51 ini, untuk menghidupi keluarganya yang terdiri dari dua anak dan satu istri. Kata dia, dirinya memulung kardus bekas dan plastik di wilayah Jakarta Pusat.

Meski penghasilannya menjadi pemulung masih jauh dari kata cukup, sang istri yang setia menemaninya mencoba mencari rezeki menjadi buruh cuci, jika ada yang membutuhkan tenaganya.

"Tukang cuci keliling ataupun tukang cuci pakaian para sopir bajaj," tuturnya.

Dia juga mengatakan, dirinya pernah ditegur pihak kelurahan setempat terkait keberadaannya itu. Tetapi dia berjanji, tidak akan berkeliaran menggunakan gerobaknya untuk keliling Jakarta yang bisa mengganggu ketertiban umum.

"Sudah lama saya di sini, dahulu pernah ditegor sama orang kelurahan. Tapi saya bilang kita cuma di sini saja, dan karena kita sudah lama kenal yaa sampai sekarang enggak diapa-apain," kata dia.

"Pihak kelurahan cuma bilang jangan sampe menggangu kebersihan lingkungan karena banyak pejabat suka lewat sini," ucapnya.

Dia menceritakan, saat hujan turun, kedua anaknya yang masih berusia empat tahun dan delapan bulan serta istrinya keluar dari gerobak untuk pindah ke depan ruko yang beralasan kerdus agar tidak terkena hujan.

"Biasa tidur di depan emperan ruko adalah istri dan kedua anaknya," ujarnya.

Meski kehidupannya hanya di atas gerobak, Yudi berharap, kehidupan kedua anaknya kelak bisa jauh lebih baik dari dirinya. "Semoga anak-anak akan lebih baik nasibnya, bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi," harapnya.

Sabtu, 04 Juni 2016

Resensi Buku: Bidadari dari Kalkuta




Judul : Bidadari dari Kalkuta
Penulis: Wahyudin
Penerbit : Galang Press, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Agustus 2004
Tebal : xxiii + 284 halaman

Dalam nuansa trend kehidupan modern "cinta" cenderung dimaknai secara salah kaprah dan direduksi begitu rupa, cinta dipahami sebatas persoalan-persoalan asmara, romantisme dan remeh temeh gaya hidup hedonis yang membingungkan bahkan sangat absurd. Di tangan perempuan yang bertubuh mungil yang menjadi simbol perdamaian dunia karena perjuangan kemanusiaan dan pengabdiannya dalam diri orang-orang miskin, lemah, tertindas yaitu Agnes Gonxha Bojaxhiu yang dikenal oleh dunia sebagai Bunda Teresa. Cinta tidak hanya dimaknai sebatas persoalan-persoalan romantisme, asmara dan pelampiasan hawa nafsu belaka, namun cinta bagi Bunda Teresa adalah sebutir mutiara yang memiliki cahaya hikmah yang cemerlang bagi kehidupan. Ia mengilustrasikan cinta dengan "buah-buahan segala musim" yang dapat dipetik setiap orang dan setiap saat.
Cinta telah diangkat oleh Bunda Teresa kearah aras transendental dengan penyatuan diri pada Tuhan, yang kemudian diejawantahkannya dalam pelayanan dan damai yaitu dengan mendarmabaktikan diri untuk melayani Tuhan yang menyamar dalam diri orang-orang miskin, tertindas dan tersingkirkan.
Cinta dengan kearifannya telah menjadi kekuatan spiritual yang dapat merengkuh mereka yang sengsara karena tertindas dan tersingkirkan, dengan kebijaksanaannya, cinta menjadi falsafah hidup untuk menggapai kehidupan yang lebih bermakna. Dan dengan keyakinan teguhnya, cinta menjadi salah satu bentuk jawaban terhadap masalah eksistensi yang dialami manusia modern yang meaningless akibat janji industrialisasi dan modernisasi yang menjemukan dan membosankan (hal. 34).
Buku yang berjudul "Bidadari dari Kalkuta" ini memaparkan bagaimana Bunda Teresa memperagakan cinta dalam kehidupan sehari-hari dan pengembaraan cintanya dalam membebaskan dan menolong kaum lemah, miskin, tertindas dan tersingkirkan. Lewat risalah cintanya, yaitu dengan mendarma baktikan dirinya untuk melayani Tuhan lewat pembebasan diri dari ketertarikan dengan kebahagiaan yang bersifat materi dan keduniawian demi mendapatkan cinta Tuhan yang semurni-murninya.

Bunda Teresa terlahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu di Skopje Albania, pada 26 Agustus 1910 M dari keluarga kota yang sangat religius dan saleh. Sebagai sang pendiri misionaris cinta kasih ia sangat pantas kita jadikan teladan dan cermin dalam rangka memperjuangkan cinta kasih dan perdamaian dunia. Pengabdiannya yang tidak pernah surut terhadap kaum lemah, miskin, rudin yang tersingkir dan terhina membuatnya tidak hanya cukup untuk disebut sekedar biarawati katolik saja, namun Bunda Teresa adalah "orang kudus gelandangan", "ibu kaum papa" yang menjadi pelindung kaum miskin, terhina dan tersingkirkan.

Lingkungan dan keluarga yang religius dan taat telah memberi pengaruh besar dalam perjalanan spiritual Benda Teresa, sejak kecil ia belajar banyak tentang kehidupan orang-orang suci dan misionaris. Tak heran jika di usianya yang ke 12 ia sudah merasakan panggilan Tuhan dan ia berhasrat untuk sepenuhnya menjadi milik Tuhan, yang mana hal itu direalisasikannya dengan keinginan kerasnya menjadi seorang biarawati.

Pada umur 18 tahun Bunda Teresa memutuskan untuk menjadi Biarawati dan ia bergabung dengan para suster di Bengal India kemudian ia masuk di Ordo Loreto. beberapa tahun kemudian ia melakukan perjalanan menuju Darjeeling; tempat dimana ia mau melakukan kontemplasi retret, pada tahun 1946. Sejak itulah kehidupan spiritual Bunda Teresa mengalami perubahan.
Dalam perjalannya tersebut Bunda Teresa merasa mendapat "panggilan", ia merasa bahwa Tuhan telah hadir dan berbicara dalam jiwanya dan menyampaikan "pesan suci" kepadanya untuk meninggalkan Biara dan menghendakinya menjadi miskin, dan mencintai Tuhan dalam penyamaran orang yang paling miskin dari yang miskin. Bunda Teresa menyebut peristiwa ini sebagai "panggilan dalam panggilan" sesuatu yang mirip dengan panggilan kedua, atau perintah suci untuk meninggalkan Loreto, tempat dimana saya merasa sangat berbahagia, untuk melayani kaum fakir miskin yang hidup di jalanan" (hal. 88).
Sejak itulah Bunda Teresa menjadi sang pendarmabakti dan pelayan Tuhan yang menjelma menjadi orang yang paling miskin diantara orang-orang miskin. Dan keputusan untuk menjadi seorang Biarawati yang terjun di lapangan dan hidup berdampingan dengan orang-orang miskin, terhina, terlantar dan terabaikan adalah keputusan paling sulit dan pengorbanan yang paling besar yang ia lakukan dan sangat mengelangutkan jiwanya. Sejak itulah ia menjalani kehidupan sehari-hari bersama mereka dan Bunda Teresa memberikan sentuhan kemanusiaannya baik yang berbentuk siraman spiritual maupun bantuan berupa materi, pendidikan dan kesehatan.
Setelah kurang lebih 50 tahun Bunda Teresa mendarmabaktikan dirinya untuk melayani Tuhan yang menyamar dalam diri orang yang paling miskin diantara orang-orang miskin, Bunda Teresa menghembuskan nafas terakhirnya pada 5 September 1997 di Kalkuta dalam usia 87 tahun. Berkat pengabdian dan pengorbanannya Bunda Teresa mendapatkan berbagai penghargaan terutama di bidang kemanusiaan seperti: pada tahun 1962 ia mendapatkan penghargaan sebagai "Padmi Sri" dari perdana mentri Jawaheral Nehru, 6 Januari 1962 hadiah perdamaian dari Paus Johannes xxiii. Ia juga sering mendapatkan gelar kehormatan dari berbagai Universitas terkemuka di dunia. Puncaknya pada tahun 1979 M ia meraih nobel perdamaian, dan masih banyak lagi berbagai penghargaan, hadiah dan anugerah kehormatan yang di dapatkan Bunda Teresa atas pengabdian dan perjuangannya di misionaris cinta kasih.
"Cinta" adalah kata kunci yang mendasari pilihan hidup Bunda Teresa, karena dengan cinta manusia dapat memperhatikan sesamanya dengan suka cita yang sejati, kasih kepada sesama dan damai, cinta selalu bersifat universal yang mampu mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan melampaui segala perbedaan baik suku, ras, derajat, golongan, agama, Bangsa dan sebagainya. Bahkan cinta merupakan kekuatan spiritual yang mampu mendobrak secara radikal sekat-sekat primordial yang sering mendistorsi hubungan kemanusiaan.
Untuk itulah perjungan dan pengorbanan kemanusiaan Bunda Teresa disebut dengan "risalah cinta". Ada tiga hal akar dari kemunculan risalah cinta Bunda Teresa pertama, pengaruh keluarganya yang saleh dan religius. Kedua, situasi dan realitas kehidupan yang ada di Loreto, dari lingkungan ini melahirkan sikap bahwa iman tidak hanya cukup dinyatakan dengan doa namun juga harus dimanifestasikan dengan perbuatan kasih kepada sesama. Ketiga, "kaul" suatu komitmen teologis akan keterpanggilan kepada Tuhan.
Dari ketiga hal yang mendorong untuk melakukan pengembaraan cinta Bunda Teresa tersebut jelas bahwa cinta kasih Bunda Teresa terhadap kaum miskin, tertindas, dan menderita disebabkan karena keinginan tulusnya untuk mendapatkan cinta Tuhan yang semurni-murninya sehingga ia menjadi milik Tuhan.

Resensi Buku: Ki Hajar Dewantara Biografi Singkat 1889-1959



Judul buku : Ki Hajar Dewantara Biografi Singkat 1889-1959
Penulis : Suparto Rahardjo 
Penerbit : Garasi, Yogyakarta
Cetakan : I, September 2009
Tebal : 152 hlm

Membaca jejak Ki Hajar Dewantara penuh dengan dedikasi pada spirit kerakyatan. Meskipun keturunan ningrat, Ki Hajar bukanlah sosok yang menaruh jarak dengan kehidupan masyarakat. Sejak kecil Ki Hajar akrab dengan rakyat jelata. Atribut kebangsawanan yang melekat pada nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat pun ditinggalkan. Tepat pada tanggal 23 Februari 1928, nama itu telah berganti menjadi Ki Hajar Dewantara yang kemudian dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Ki Hajar boleh dikatakan sebagai sosok yang humanis dan merakyat. Ada cerita menarik di sini. Pernah ibunda Ki Hajar berkata kepada beliau ketika pergi ke Candi Borobudur, “Anakku Suwardi, lihatlah stupa di puncak candi itu. Manis dan indah, bukan? Tapi ketahuilah Wardi, bahwa stupa itu takkan berada di puncak candi jikalau tidak ada batu-batu dasar yang mendukungnya. Itulah ibaratnya rakyat jelata, itulah gambaran para budak dan hamba sahaya para raja. Oleh sebab itu, jikalau Tuhan mentakdirkan dirimu menjadi raja, janganlah kau lupa kepada rakyat jelata yang menaikkan dirimu ke atas puncak dari segala puncak kemegahan kerajaan warisan nenek moyangmu. Cintailah dan hargailah sesamamu, terutama rakyatmu yang menderita dan memerlukan uluran tanganmu.” Kata-kata ibunda Ki Hajar ini menjadi petuah bijak yang dihayati Ki Hajar dalam perjalanan hidupnya. Kepribadian Ki Hajar menjadi cermin betapa perhatian dan kepedulian terhadap rakyat tak boleh dilalaikan.

Sikap dan laku kepedulian terhadap rakyat kemudian mengilhami Ki Hajar bersama sahabat-sahabatnya untuk mendirikan perguruan nasional Taman Siswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa) pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Lewat Taman Siswa, Ki Hajar berkehendak mendidik rakyat agar mampu mandiri. Pendidikan bagi rakyat adalah niscaya untuk mewujudkan cita-cita memerdekakan diri dari ketertindasan. Melalui metode among, Tamansiswa meletakkan pendidikan sebagai alat dan syarat untuk anak-anak hidup sendiri, mandiri, dan berguna bagi masyarakat. Pendidikan yang diajarkan adalah menegakkan jiwa anak-anak sebagai bangsa, membimbing anak-anak menjadi manusia yang bisa hidup dengan kecakapan dan kepandaiannnya sendiri, menciptakan manusia yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat (hlm. 56-57).

Buku yang ditulis Suparto Rahardjo ini memang berupaya menceritakan perjalanan Ki Hajar. Membuka buku ini, kita menjumpai sekilas jejak kehidupan dan aktivitas pergerakan Ki Hajar. Selain merakyat dan humanis, kepribadian Ki Hajar diuraikan sebagai sosok yang keras tapi tidak kasar, nasionalis sejati, pemimpin yang konsisten, berani dan setia, dan bersahaja.

Tak lupa pula pemikiran Ki Hajar terkait aspek pendidikan disajikan dalam buku ini. Membaca buku ini, kita diajak menyelami pemikiran Ki Hajar dalam usaha pendidikan anak-anak bangsa. Meskipun berupa riwayat singkat, buku ini tetap menarik. Ada sosok besar yang pernah dilahirkan di negeri ini yang mungkin kita lupakan. Kita hanya menghargai beliau dengan sebutan Bapak Pendidikan Nasional semata, namun pemikiran pendidikan beliau alpa dikaji dan ditelaah. Lewat riwayat singkat ini, kita menelusuri laku hidup Ki Hajar.

Sabtu, 23 April 2016

Skenario Pilkada DKI Jakarta 2017



Pemilihan Kepala Daerah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta masih setahun lagi namun persaingan untuk memperebutkan jabatan prestesius tersebut sudah mulai menghangat.

Direktur Sinergi Data Indonesia Barkah Pattimahu berpendapat, akan ada dua skenario yang mungkin terjadi pada pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Pertama, calon dari jalur perseorangan melawan calon dari koalisi parpol. Kedua, pertarungan antara calon perseorangan, koalisi PDI-P, dan koalisi Partai Gerindra.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur petahana DKI, Basuki Tjahaja Purnama, berulang kali menyatakan tekadnya untuk maju lewat jalur perseorangan. Dia akan menggandeng Heru Budi Hartono, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta, sebagai calon pendampingnya dalam Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022.

Di sisi lain, ada dua parpol besar yang diyakini akan memainkan peran kunci dalam pilkada DKI ini, yakni PDI-P dan Partai Gerindra. Gerindra bahkan sudah menggelar proses penyaringan bakal calon dengan mengumpulkan sejumlah nama tokoh.

Dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (13/3/2016), Barkah memaparkan hasil survei lembaganya pada 2-12 Februari 2016. Berdasarkan survei itu, popularitas Basuki mencapai 97,2 persen. Sebanyak 72,2 persen dari 500 responden memberi penilaian baik atau sangat baik atas kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah Basuki.

Namun, Basuki hanya memiliki 27,8 persen pemilih loyal. "Ada 21 persen pemilih yang loyal pada calon lain dan 51,2 persen lainnya masih ragu-ragu," ujarnya.

Direktur Indonesia Public Policy Institute Agung Suprio menilai, pengumpulan KTP menjadi tantangan berat bagi Basuki yang memutuskan maju melalui jalur perseorangan. Bahkan, Agung berpendapat langkah Basuki maju di jalur perseorangan merupakan tindakan nekat. Selain butuh perjuangan mengumpulkan KTP, Basuki akan menghadapi kekuatan parpol, termasuk PDI-P yang memiliki tiket untuk mengajukan calon.

Bertemu tokoh masyarakat

Dalam perkembangan lain, salah satu kandidat kuat calon gubernur dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno, terus mengintensifkan sosialisasi di masyarakat. Minggu sore, Sandi-panggilan akrab Sandiaga-menggelar pertemuan dengan para tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat (ormas) di Ciracas, Jakarta Timur.

Dalam acara tersebut, turut hadir Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Syarif; perwakilan dari Front Pembela Islam (FPI), Ismail; perwakilan Forum Betawi Rempug (FBR), Fajri; Sekretaris Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Maah; dan tokoh masyarakat dari Kecamatan Ciracas, Makasar, Cipayung, dan Pasar Rebo.

Dalam sosialisasi yang dihadiri puluhan warga tersebut, Sandiaga memperkenalkan dirinya kepada masyarakat sebagai bakal calon gubernur dari Partai Gerindra. Dalam kesempatan tersebut, ia juga meminta warga untuk mendukungnya dalam pemilihan gubernur tahun depan. Ia juga melakukan tanya jawab untuk mendengarkan aspirasi dari warga.

Menurut Sandiaga, sosialisasi yang ia lakukan tidak hanya berdasarkan di basis suara Partai Gerindra. Ia akan melakukan sosialisasi di seluruh wilayah Jakarta. Bahkan, sosialisasi juga akan dilakukan ke partai-partai lain, seperti PDI-P, PKS, dan Demokrat.

Meski demikian, ia berharap sosialisasi yang dilakukannya tidak menjadikan suara Partai Gerindra terpecah. Hal tersebut karena ada dua bakal calon lain, yakni Biem Benjamin dan Mohamad Sanusi yang masih bersaing dalam tahap penjaringan internal Partai Gerindra.

"Jika Partai Gerindra mencalonkan yang lain, saya akan tetap mendukung," ujar Sandiaga. Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Syarif, mengatakan, partainya akan menentukan nama calon gubernur yang diusung sekitar 20 Juni 2016. Saat ini, partainya masih melakukan komunikasi dengan partai lain dalam menentukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Menurut Syarif, dalam survei terakhir yang dilakukan Partai Gerindra pada 20 Februari 2016, Sandiaga Uno mendapatkan 11 persen, sedangkan Basuki Tjahaja Purnama 31 persen. Survei dilakukan ketika Ridwan Kamil belum mengundurkan diri sebagai bakal calon gubernur dari Partai Gerindra. "Bakal calon gubernur dari Partai Gerindra yang paling unggul Sandiaga Uno," ujar Syarif.

Tahapan pilkada

Ketua Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta Sumarno berpendapat bahwa kemunculan kandidat calon gubernur merupakan hal yang wajar dalam demokrasi. Kehadiran semakin banyak calon akan memberi lebih banyak pilihan bagi warga Jakarta.

"Asalkan proses pencalonan dan kampanye berjalan sesuai dengan hukum, saya yakin, calon-calon tersebut adalah yang terbaik bagi warga Jakarta," ujar Sumarno, Jumat (11/3).

Agenda resmi Pilkada DKI 2017 memang belum diumumkan oleh KPU pusat. Namun, Sumarno memaparkan tahap persiapan untuk Pilkada 2017 di DKI direncanakan akan dimulai akhir April 2016. Dalam tahap itu, KPU DKI akan membentuk panitia-panitia ad hoc dan pemutakhiran daftar pemilih tetap (DPT).

Penyerahan dokumen persyaratan calon perseorangan akan dilakukan pada awal Agustus. Tiga jenis dokumen yang harus diserahkan adalah surat pernyataan dukungan, lampiran kartu identitas kependudukan para pendukung, serta rekapitulasi jumlah dan sebaran pendukung.

"Untuk DKI, calon perseorangan minimal harus didukung oleh 532.213 orang atau 7,5 persen dari DPT pemilu presiden yang lalu," ujar Sumarno. Selain itu, calon perseorangan juga harus didukung minimal di empat wilayah kota administrasi di Provinsi Jakarta.

KPU akan memverifikasi dokumen-dokumen tersebut dan akan mengumumkan apakah seorang calon perseorangan dapat mendaftarkan diri atau tidak. Setelah itu, pendaftaran untuk calon perseorangan dan parpol direncanakan akan dibuka awal Oktober.

Pengumuman dan penetapan calon definitif akan dilakukan pada akhir Oktober, berbarengan dengan pengambilan nomor urut. Kampanye akan dilangsungkan mulai November dan pencoblosan akan dilakukan pada Februari 2017. "Kira-kira seperti itu agenda pilkada. Jadwal pastinya masih menunggu kabar dari KPU pusat," ujar Sumarno.


Referensi:
Kompas. 19 Maret 2016. "Sandiaga Uno Sebut 60 Persen Warga Jakarta Ingin Pemimpin Baru", hal 2.

Kompas. 16 April 2016. "Kandidat Pertahanan Maju Independen, Pilkada DKI Diprediksi Meriah", hal 20.

Kompas. 17 April 2016. "Ini Saingan Berat Ahok di Pilgub DKI 2017", hal 15.

Republika. 1 April 2016. "Pengamat: Ahok Paling Kuat Belum Tentu Menang", hal 23.

Tempo. 2 April 2016. "Ini Saran Ahli untuk Melawan Ahok di Pilkada DKI 2017", hal 8.

Sabtu, 19 Maret 2016

Tradisi Penggunaan Kerudung dalam Gereja Katolik

Banyak yang tidak tahu bahwa sebenarnya tradisi penggunaan kerudung juga ada di dalam Gereja Katolik. Dahulu kerudung biasa dipakai para perempuan Katolik ketika Misa, berdoa, ataupun dalam upacara liturgi lainnya. Penggunaan kerudung dahulu pernah diwajibkan dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) 1262. Namun, setelah Konsili Vatikan II, Gereja Katolik tidak lagi mewajibkan penggunaan kerudung, tetapi juga tidak melarang umat yang ingin memakainya. Peraturan mengenai kewajiban memakai kerudung dalam Misa pun ditiadakan dalam Kitab Hukum Kanonik. Walaupun tidak ada kewajiban kanonik bagi para perempuan untuk mengenakan kerudung, namun mereka tetap bebas untuk memakai atau tidak memakai penutup kepala ketika Misa ataupun berdoa. Bagi para perempuan Katolik, kerudung merupakan ungkapan iman atau devosi pribadi.

Para biarawati Katolik mengenakan kerudung sebagai busana sehari-harinya.

Umat perempuan mengenakan mantilla saat
Umat perempuan mengenakan mantilla saat
Kini fenomena penggunaan kerudung Misa di kalangan para wanita Katolik kian marak. Kerudung menjadi salah satu cara mengekspresikan iman kekatolikan. Umat yang masih memegang tradisi penggunaan kerudung memiliki alasan berdasar surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus, terutama 1 Kor 11: 4-10 yang mengajarkan bahwa dalam hal berdoa, ataupun beribadah, hendaknya berpakaian sesuai dengan budaya yang baik, yang berlaku pada masa itu, di mana perempuan hendaknya menggunakan kerudung sebagai tanda ketaatan kepada Allah. Pada masa itu, tradisi penggunaan kerudung bagi perempuan juga merupakan simbol ketaatan kepada suami atau ayah, sebagai kepala keluarga.

Surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1 Kor 11:2-16) ini dilatar belakangi pertikaian umat di Korintus tentang pakaian umat dalam upacara liturgi. Rasul Paulus mengkritik pertengkaran itu dengan nasihat yang mendasarkan kepada budaya setempat, yaitu kebiasaan menggunakan kerudung bagi perempuan. Atas dasar itu, Gereja Katolik melalui Kitab Hukum Kanonik 1262 menyatakan bahwa perempuan wajib mengenakan kerudung dalam upacara liturgi sebagai suatu tradisi. Tradisi ini berlangsung cukup lama.


Tampak para umat perempuan mengenakan kerudung pada Misa Investitur Skapulir Coklat di Kapel Paroki St. Paulus, Depok.

Salah satu perempuan Katolik yang memakai kerudung Misa adalah Maria Suharyati, ia menuturkan: “Keluarga mendukung saya memakai kerudung setiap kali Misa.” Maka sejak Januari tahun 2015, ia mengenakan kerudung setiap kali Misa.

Bagi Maria, kerudung bukan sekadar alat penutup rambut dan kepala, tetapi sebagai ungkapan kerendahan hati di hadapan Allah. Maria mengaku, sejak memakai kerudung, ia bisa lebih menghayati Misa.

Awalnya, beberapa rekannya beranggapan bahwa kerudung hanya digunakan sebagai aksesoris belaka. Namun, Maria tak menggubris. Ia tetap memakai kerudung setiap Misa. Tak hanya saat Misa, Maria memakai kerudung ketika berdoa pribadi dan mengikuti doa-doa dalam kelompok kategorial. Beberapa rekannya di kelompok kategorial Wanita Katolik Jakarta Timur mulai tertarik ketika melihat Maria menggunakan kerudung.

Maria ingin umat lain turut merasakan bahwa kerudung bisa semakin menumbuhkembangkan iman. Kerudung, ujar Maria, juga bisa mengingatkan perempuan agar senantiasa menjaga sikap dan kesopanan berpenampilan saat di gereja.

Sementara Veronika Kristina mengaku baru sebulan ini berani mengenakan kerudung ketika Misa. Meski baru memakai kerudung, namun Veronika telah merasakan manfaatnya. “Saya merasa lebih khusyuk dan sakral saat memakai kerudung ketika Misa,” tutur perempuan yang berasal dari Paroki St. Aloysius Gonzaga, Cijantung, Jakarta Timur ini.

Kisah lain diceritakan Yacinta Senduk. Yacinta tertarik memakai kerudung ketika ia melihat foto-foto umat yang mengenakan kerudung saat bertemu dengan Paus. “Terlihat anggun dan memiliki daya tarik religi yang kuat bagi saya,” ujarnya. Namun, ia butuh perjuangan agar bisa memakai kerudung. Beberapa kali ia mengutarakan keinginan menggunakan kerudung kepada suaminya. Tapi, sang suami berkata, “Sudahlah, jangan macam-macam!” Yacinta pun hanya tertunduk diam.

Pada Mei 2014, hubungan Yacinta dengan suami diterpa badai pertengkaran. Namun, pada saat yang sama, keinginan Yacinta memakai kerudung justru bertambah kuat. Dengan wajah kesal dan marah, ia berkata kepada sang suami, “Mulai hari ini, saya akan memakai kerudung saat Misa!”

Suatu ketika, mereka pergi Misa bersama. Yacinta mulai memakai kerudung. “Pulang Misa, kami malah bisa tertawa-tawa bersama dan pertengkaran kami selesai,” ucap Yacinta penuh bahagia. Sejak hari itu, sang suami mengizinkan Yacinta memakai kerudung setiap kali menghadiri Misa.

Tapi terkadang, umat Paroki Stella Maris Pluit, Jakarta Utara ini masih belum cukup percaya diri memakai kerudung ketika Misa. Seperti ketika ia diundang menjadi pembicara di Bandung, Jawa Barat, Juli tahun lalu. “Ada perasaan tidak nyaman, karena semua mata tertuju kepada saya. Tapi saya pasrah, serahkan semua kepada Tuhan,” ujar Yacinta bercerita. Di luar dugaan, ada seorang perempuan muda yang menghampiri dia usai Misa. Si perempuan muda itu mengungkapkan keinginan memakai kerudung. Yacinta pun menjelaskan seluk beluk kerudung. “Dan sampai sekarang dia masih pakai kerudung” kata Yacinta.

Indah Hapsari mengaku, baru lima bulan terakhir ini memakai kerudung ketika menghadiri Misa. “Awalnya saya grogi, karena banyak yang tidak memakai kerudung, tetapi lama-lama saya terbiasa. Saya juga jadi merasa dekat dengan Bunda Maria kerena beliau juga mengenakan kerudung.” kata umat Paroki St. Robertus Bellarminus, Cililitan, Jakarta Timur ini.

Penggunaan kerudung dalam Misa juga kian marak di beberapa daerah yang lain, seperti di Semarang, Pontianak, dan Medan. Meskipun tak lagi diwajibkan sebagai bagian dari busana umat dalam Misa, kerudung menjadi simbol tradisi iman yang masih terus hidup dalam dinamika umat Katolik. Kerudung menjadi sarana untuk mengungkapkan iman secara pribadi dan membantu umat menumbuhkembangkan kehidupan rohani.

Referensi:

Majalah Hidup. 30 September 2015. "Ungkapkan Iman Dengan Mantilla," hal 12-15.